Blangpidie (KANALACEH.COM) – Memasuki musim trek atau berkurangnya hasil panen, juga berimbas pada harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani yang mengalami penurunan harga di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
“Sekarang sawit sedang memasuki musim trek, jadi hasil panen mulai berkurang selama ini, kemudian harganya juga mulai turun,” ungkap Firman salah seorang petani sawit di Kecamatan Babahrot, Kamis (16/12).
Kata Firman, trek sawit sudah berjalan semenjak bulan Oktober hingga sampai akhir Desember 202. Bahkan, kata dia, trek kali ini bisa dikatakan sudah berangsur cukup lama.
“Biasanya trek hanya dua atau tiga bulan, tapi ditahun ini kemungkinan bisa sampai lima bulan, kalau tidak salah habis masa trek kali ini dibulan Januari 2022 mendatang,” jelasnya.
Sementara itu, Humas PT. Mon Jambe, Kalmi menyatakan, selain memasuki masa trek, harga sawit juga sedang mengalami penurunan harga. Untuk hari ini perusahaan Mon Jambe membeli sawit kepada agen pengepul senilai Rp. 2.600 perkilogram.
“Sementara agen pengepul membeli kepada petani senilai Rp. 2.580 ribu rupiah perkilogramnya, jadi disini agen pengepul hanya mendapat keuntungan perkilogram Rp. 2.00 rupiah,” jelasnya.
Sebelum harga sawit turun, kata Kalmi, di PT. Mon Jambe membeli ditingkat agen pengepul senilai Rp. 2.750 rupiah Kg. Jadi, kata Kalmi, dengan harga saat ini bisa dikatakan harga sawit belum terlalu anjlok mengalami penurunan harga.
“Akan tetapi sayangnya, disaat harga mulai sedikit turun ditambah lagi hasil panen sawit juga mengalami penurunan, bahkan selama memasuki musim trek perusahaan kita hanya mengolah sawit 200 sampai 300 ton perhari, dimana sebelum masa trek kita mampu mengolah sampai 800 ton per – harinya,” jelasnya.
Kalmi berharap, agar musim trek TBS kelapa sawit segera berakhir, sehingga penghasilan petani sawit khususnya petani sawit di Abdya meningkat.
“Mudah-mudahan hasil panen TBS kelapa sawit segera normal kembali, agar masyarakat khususnya petani sawit bisa memperoleh penghasilan yang lebih tinggi,”
