Sekeping ‘Surga’ di Kepulauan Banyak

Eksotisme Pulau Banyak dari atas mercusuar
Keindahan lautan Pulau Banyak dilihat dari mercusuar di Pulau Rangik Kecil, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil. (Kanal Aceh/Randi)

Mengenai destinasi wisata bahari di Provinsi Aceh memang tidak ada habisnya. Setelah Sabang, Potensi wisata di Kepulauan Banyak juga cukup di perhitungkan.

Kepulauan Banyak terdiri dari gugusan pulau-pulau yang berjumlah 63 pulau yang terletak diantara dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Pulau Banyak dan Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kabupaten Aceh Singkil.

Tempat ini bagaikan perawan, karena keindahan alamnya yang masih alami, natural, jarang dijamah dan hampir semua gugusan Kepulauan Banyak memiliki pantai berpasir putih bersih dan memiliki air laut jernih. Saking jernihnya pemandangan bawah laut bisa dinikmati dari permukaan laut tanpa harus menyelam. Apalagi pulau-pulau tersebut sebagian besar tidak berpenghuni.

Hanya beberapa pulau yang dihuni masyarakat seperti Pulau Banyak, Teluk Nibung, dan Pulau Tuanku. Selain itu, hanya resort-resort sederhana dan bungalow tempat menginap yang dikelola oleh masyarakat setempat.

Meski belum terkenal, namun objek wisata Kepulauan Banyak sudah dikenal hingga mancanegara. Sebab selain wisatawan lokal, wisatawan mancanegara juga tidak pernah putus berada di wilayah kepulauan ini.

Wisatawan asing kerap memilih Kepulauan Banyak sebagai tujuan lokasi wisata dengan keindahan alam bawah lautnya, ombak laut yang memancing adrenaline untuk berselancar serta kemunculan penyu hijau di Pulau Bangkaru yang merupakan kawasan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA).

“Kepulauan Banyak memang salah satu destinasi wisata favorit di Aceh Singkil, wisatawan asing juga banyak ke sini sebelum pandemi Covid melanda,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Aceh Singkil, Edi Hartono, Rabu, 13 April 2022.

Penulis, beberapa waktu lalu mencoba mengeksplorasi beberapa pulau yang hits dikalangan wistawan seperti Pulau Tailana, Pulau Asok, Pulau Palambak, Pulau Rangik, Pulau Panjang, Pulau Sikandang, Pulau Nago dan Pulau Malelo (Pulau yang hanya tinggal Pasir).

Deretan Pulau ini berjarak cukup dekat, hanya memakan waktu 1 – 2 jam bila berangkat dari Kecamatan Pulau Banyak menggunakan perahu mesin milik nelayan.

Pulau Rangit, Kepulauan Banyak, Aceh Singkil. (Foto: IG @Picpackers)

Pulau-Pulau itu memiliki sejumlah titik spot untuk Snorkeling, tentunya pengunjung akan disuguhkan dengan gugusan terumbuh karang yang begitu indah dan ikan-ikan yang berwarna-warni. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat keindahan gugusan Pulau dari Menara Mercusuar setinggi 35 meter yang terletak di Pulau Rangik.

“Kebanyakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara lebih memilih Pulau tersebut untuk snorkeling atau hanya sekedar bersantai, berjemur dan sebagainya,” kata salah seorang pegiat wisata di Pulau Banyak, Zulfirman.

Kemudian, untuk lokasi surfing ada di Ujung Lolok dan Pulau Bangkaru. Lokasi ini menjadi primadona bagi wisatawan asing untuk berselancar. Sebab, di sana ombak laut bertinggi rata-rata mencapai 4 Meter. Ombak itu datang setiap 1 menit sekali, terutama saat musim angin barat pada bulan April-Agustus.

Meskipun salah satu destinasi wisata yang terdampak saat Tsunami 2004 silam yang melanda Aceh, namun Kepulauan Banyak tetap memancarkan pesonanya untuk menyapa para pengunjung yang hadir.

Setelah dilanda tsunami, Kepulauan Banyak tetap bersolek untuk menggaet para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Bahkan resort-resort dan fasilitas lainnya di berbagai pulau mulai tumbuh dan berkembang. Apalagi destinasi ini mulai dilirik oleh investor asal Uni Emirat Arab.

Bangkit ditengah pandemi

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, khususnya Aceh berdampak langsung pada industri pariwisata di Aceh Singkil. Sehingga hampir kurun waktu satu tahun lebih wisatawan mancanegara absen untuk mengunjungi destinasi wisata bahari ini.

Jika sebelumnya lokasi ini banyak dikunjungi kapal pesiar yang datang dari berbagai belahan dunia. Mulai dari wisatawan asal Belanda, Jerman, Prancis, Australia hingga dari Asia seperti Jepang.
Untuk mendongkrak dan memulihkan pariwisata di Aceh Singkil, pemerintah setempat akhirnya menggelar Event West Sumatera Rally Yacht yang digelar pada akhir Maret 2022 lalu. Pesertanya datang dari berbagai penjuru dunia.

Kegiatan bertaraf internasional ini bertujuan untuk memulihkan ekonomi di sektor pariwisata sekaligus merupakan promosi destinasi wisata di Aceh Singkil. Para Yachter itu datang dari negara Malaysia, Australia, Britania Raya, Amerika, Thailand dan Taiwan.

Mereka juga menikmati budaya, kuliner dan pemandangan alam di Kepulauan Banyak. Tidak sedikit dari mereka yang memuji keindahan alam di sana.

Seperti Matt Girlardo (39), wisatawan asal Australia ini mengetahui Kepulauan Banyak dari kerabatnya dan juga dari berbagai situs travel. Ditanya tanggapannya, ia merasa takjub akan pesona alam di sana dan keramah tamahan warga lokal yang menyambut wisatawan.

“Ini luar biasa, pemandangannya sangat indah, warga di sini juga sangat baik,” ujar Matt.

Menurutnya ini bisa jadi salah satu destinasi wisata yang berkelas dunia jika terus dikembangkan, apalagi rata-rata pulau di sana masih alami dan memiliki pasir putih yang indah.

Kuliner Seafood

Kepulauan Banyak juga sangat dikenal dengan daerah penghasil ikan laut segar berkualitas ekspor. Seperti lobster, Tripang, Gurita, Pari, Kepiting dan Udang Mutiara. Termasuk ikan karang Kerapu, Kerapu sunu, Kakap Merah dan lainnya. Bila menginginkannya, ikan segar tersebut bisa dibeli di keramba apung milik warga setempat.

Kemudian, Kepulauan Banyak juga memiliki kuliner khas, yaitu gulai Rabu-Rabu, sejenis rumput laut. Gulai ini jarang dijual di rumah makan atau resto di sana. Jika menginginkannya, pengunjung bisa memesan makanan tersebut ke warga sekitar. Rata-rata warga bisa mengolah panganan tersebut.

Apalagi cara pengolahan kuliner berbahan dasar rumput laut ini juga tidak sembarangan. Butuh keahlian untuk meracik bumbu dan membersihkannya agar tidak amis saat disantap.

Transportasi

Ada beberapa moda transportasi yang ditawarkan untuk bisa sampai ke Kepulauan Banyak. Jika dari Medan, Sumatera Utara, waktu tempuh jalur darat sekitar 7 jam perjalanan untuk bisa sampai ke Aceh Singkil. Kemudian jika dari Banda Aceh, waktu tempuh mencapai 12 jam untuk sampai ke Kabupaten Aceh Singkil.

Setelah di Kabupaten Aceh Singkil, pengunjung harus menyeberang menggunakan Kapal Ferry untuk bisa sampai ke Kecamatan Pulau Banyak dengan biaya Rp 25 ribu dengan jarak tempuh 4 jam. Jadwalnya dua kali dalam satu minggu.

Apalagi Pemerintah Aceh semakin serius mengembangkan destinasi ini, dengan menambah moda transportasi laut melalui kapal Aceh Hebat 3.

Atau menggunakan kapal kayu milik nelayan yang jadwal setiap hari berangkat, dengan tarif Rp 25 ribu dan jarak tempuh mencapai 3 jam. Bila beruntung, selama perjalanan pengunjung bisa melihat gerombolan paus.

Tiba di Kecamatan Pulau Banyak, pengunjung yang hendak mengunjungi pulau-pulau eksotis itu, harus menyebrang lagi dengan perahu mesin dengan biaya Rp 150 ribu per orang untuk bisa menjelajahi 6 sampai 7 pulau.

Atau dengan mancarter jasa speed boat untuk langsung ke lokasi dengan biaya Rp 1 juta – Rp 2,5 Juta, tapi itu tergantung jauh dekat pulau yang ingin dikunjungi. Pengunjung juga tak perlu khawatir, di kecamatan pulau banyak juga banyak toko yang menyewakan alat snorkeling hingga kamera underwater.

Kemudian pengunjung juga bisa memperoleh cendramata asli Kepulauan Banyak seperti cincin atau gelang yang berasal dari kayu laut yang telah dimodifikasi menggunakan mata cincin dari mata ikan atau mutiara.

Related posts