Anak Korban Cerita ke Jokowi Soal Ayahnya Tertembak di Simpang KKA

(ist)

Pidie (KANALACEH.COM) – Seorang anak korban Pelanggaran HAM Berat di peristiwa Simpang KKA menceritakan terkait ayahnya yang terkena tembakan di wilayah itu pada 3 Mei 1999 lalu, kepada Presiden Joko Widodo.

Ia diminta Jokowi untuk menceritakan hal tersebut saat kick off pelaksanaan rekomendasi penyelesaian nonyudisial pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang berat dari lokasi Rumoh Geudong, Kabupaten Pidie, Selasa (27/6).

Anak korban tersebut bernama Akbar Maulana, seorang siswa yang masih mengenyam Pendidikan SMA di Nisam, Aceh Utara. Ia dipanggil Jokowi saat masih menggunakan seragam sekolah.

“Bisa menceritakan sedikit mengenai peristiwa yang ada dari cerita orang tua ataupun dari tetangga?,” tanya Jokowi ke Akbar.

Akbar lantas menjawab bahwa orangtuanya merupakan korban penembakan di peristiwa Simpang KKA, Aceh Utara. Saat itu ayahnya masih SMA dan saat pulang sekolah, ayahnya melihat ada keributan di sana, lalu ayahnya mendekati lokasi itu dan terkena tembakan.

“Saat itu ayah baru pulang sekolah, ada ramai-ramai lalu (ayah) pergi ke Simpang KKA karena penasaran. Terus dia tertembak,” ujar Akbar.

Lalu Jokowi menanyakan kembali pasca penembakan itu terkait keberadaan orangtua Akbar. “Lalu setelah itu, ayahnya bagaimana?,” tanya Jokowi lagi.

Mendapat pertanyaan itu Akbar lantas menjawab, seusai terkena tembakan ayahnya sempat tiarap untuk melindungi diri. “Habis ditembak tiarap,” ucapnya.

Akbar juga tak ingin menceritakan semua apa yang dia ketahui soal penembakan tersebut ke Jokowi. “Kan gak semua bisa diceritakan,” ujarnya.

Akbar merupakan penerima beasiswa pendidikan karena orangtuanya masuk dalam daftar penerima bantuan hak pemulihan korban pelanggaran HAM berat di peristiwa Simpang KKA.

Sebelumnya Presiden Jokowi resmi meluncurkan program pelaksanaan rekomendasi penyelesaian non-yudisial pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat masa lalu di Indonesia.

Related posts