Gelar Patroli, PSDKP Lampulo Cegah Nelayan Cemari Laut

Gelar Patroli, PSDKP Lampulo Cegah Nelayan Cemari Laut

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Lampulo Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan patroli pengawasan pencegahan pencemaran dan kerusakan laut secara serentak di wilayah kerja Pangkalan PSDKP Lampulo, yang meliputi pantai barat pulau Sumatera dari Banda Aceh hingga Bengkulu.

“Dalam patroli pengawasan pencemaran sampah plastik di laut ini Pangkalan PSDKP Lampulo mengerahkan speedboat pengawas untuk melakukan pemeriksaan sarana penanggulangan pencemaran di kapal perikanan dan pengambilan sampah plastik di laut,” kata Sahono Budianto, Kepala Pangkalan PSDKP Lampulo, Sabtu (9/9/2023).

Dalam kegiatan patroli tersebut juga pihaknya memeriksa dan mensosialisasikan kepada nelayan serta menempelkan stiker larangan membuang sampah di laut pada 135 kapal perikanan, serta melakukan kegiatan pengumpulan sampah plastik di pesisir Lhok Krueng Aceh dengan jumlah sekitar 211 kg.

Selain itu, gerakan ini juga serentak dilakukan di 14 Pangkalan PSDKP di seluruh Indonesia dan dipusatkan di Perairan dan Pantai Nongsa, Batam Kepulauan Riau.

“Pemasangan stiker larangan buang sampah plastik di laut kemudian dilaksanakan secara serentak oleh seluruh jajaran Ditjen PSKDP dengan total 847 kapal perikanan dipasang stiker dan untuk papan larangan kami pasang di 44 titik lokasi di seluruh Indonesia,” papar Adin Nurawaluddin Direktur Jenderal PSDKP dalam keterangan tertulisnya.

Penasihat DWP Kementerian Kelautan, Ernawati Trenggono yang turun langsung di Batam dalam rangkaian acara Road To Bulan Cinta Laut, menyampaikan betapa pentingnya menjaga kelestarian laut dan pantai dimulai dari hal terkecil yakni tidak membuang sampah plastik ke laut dan sekitar pantai.

“Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan pantai dan perairan, akan membawa dampak positif bagi seluruh masyarakat nelayan. Mulai dari kualitas hidup yang meningkat dengan hasil laut yang melimpah dan lingkungan pesisir yang indah dan nyaman untuk dihuni,” ujar Trenggono.

Ernawati Trenggono pun berharap agar Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut ini tidak hanya sekedar seremonial saja, tetapi juga bisa menjadi budaya baru bagi masyarakat sekitar pesisir yang menjadikan laut sebagai sumber kehidupannya.

“Mengingat sampah plastik merupakan sampah yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk terurai, saya berharap agar gerakan ini menjadi pemicu kesadaran masyarakat pesisir untuk bersama-sama peduli dan mendukung kebijakan ekonomi biru KKP dengan tidak membuang sampah ke laut,” harap Erna.

Related posts