DPRK Abdya dan TAPK Akan Cari Solusi Pembangunan Irigasi Panton Tungku

BLANGPIDIE (KANALACEH.COM) – Irigasi Panton Tungku yang terletak di Gampong Kota Bahagia kecamatan Kuala Batee, kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan.

Padahal irigasi itu merupakan sumber air utama bagi 5 Gampong di kecamatan itu. Irigasi tersebut dapat mengaliri air ke sawah hingga 500 hektare lebih. Kamis (12-10-2023)

Saat ini kondisi irigasi itu sudah patah sejak 2019, tebing pengamannya pun hingga kini sudah mulai ambruk ditambah lagi kondisi musim hujan.

Selain itu juga sayap kanan irigasi itu mulai terancam apabila kondisi seperti ini tidak ditangani dengan segera.

Sebelumnya pada awal tahun 2023 tepat nya tanggal 23 februari Muspida beserta pimpinan dan anggota DPRK Abdya sudah turun ke lokasi untuk meninjau irigasi yang selama ini menjadi sumber masalah pengairan persawahan di 5 Desa.

“Setelah peninjauan maka pembangunan irigasi tersebut di usulkan di tahun 2024”. Kata Anggota DPRK Zulfan

Menurut Zulfan atau akrab disapa Aweng mengatakan, di pembahasan KUA-PPAS sudah kita usulkan dan juga dalam waktu dekat DPRK beserta Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten (TAPK) akan melakukan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

“Insya’allah teman – teman DPRK beserta TIM TAPK mencari anggaran pembagunan irigasi Panto Teungku”. Kata Aweng

Sebelumnya diberitakan, pelaksanaan pembangunan irigasi Panton Tungku di Gampong Kota Bahagia kecamatan Kuala Bate, kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) hingga saat ini belum ada kepastian nasibnya.

Hal itu dikatakan oleh kepala Dinas Perkerjaan Umum dan Penataan Ruang Abdya (DPUPR) melaui kabid pengairan Sabri.

Sabri mengatakan irigasi Panton Tungku itu sebelumnya sudah diusulkan untuk di bangun, namun entah bagaimana belum muncul di sistem.

” Sudah kita usulkan untuk di bangun baru sejak tahun 2020 lalu dan tiap tahun juga kita usulkan. Namun hingga kini belum jelas anggarannya”. Kata Sabri saat ditemui di ruangannya.

Menurut Sabri, untuk membangun baru irigasi itu menelan anggaran sebesar Rp 2,5 Miliyar. Kata Sabri, sebenarnya dengan angka yang lumayan besar itu bisa saja menggunakan anggaran APBK namun apa pemerintah mau. Kalau tidak harus dengan Dana Otonomi Khusus.

” Meskipun irigasi belum tentu di bangun kapan, namun perencanaannya sudah kita siapkan semua. Intinya jika ada uang langsung bisa kerjakan”. Sebut Sabri

Related posts