Wisata Edukasi di Tahura Pocut Meurah Intan

(net)

Aceh Besar (KANALACEH.COM) – Letaknya berada di jalan lintas Banda Aceh-Medan, tepat di kawasan Saree, Aceh Besar. Masyarakat Aceh telah sejak lama mengetahui tempat itu bernama Tahura Pocut Meurah Intan. Namun, tak semua tahu bahwa Taman Hutan Raya ini menyimpan potensi keanekaragaman hayati dan ekowisata yang mumpuni.

Secara administrasi, Tahura Pocut Meurah Intan terletak dalam wilayah Kecamatan Lembah Seulawah di Aceh Besar dan Kecamatan Padang Tiji, wilayah yang masuk Kabupaten Pidie.

Syahdan, pada medio 2001 lalu lewat Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 95/Kpts-II/2001, tahura Pocut Meurah Intan terbentuk. Nama kawasan ini diambil dari salah satu nama pahlawan Aceh, yaitu Pocut Meurah Intan.

Keputusan membentuk tahura ini sebab pemerintah ingin melindungi kawasan tersebut menjadi salah satu kawasan konservasi di Aceh. Di sana terkandung keanekaragaman hayati yang sangat kaya.

Beragam jenis flora dan fauna ada di Tahura Pocut Meurah Intan. Dengan luas wilayah mencapai 6 ribu hektar lebih, kawasan tahura diapit oleh gunung Seulawah Agam dan Seulawah Dara.

Komitmen pemerintah untuk menjaga kawasan itu makin besar usai 2013 lalu berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 20 Tahun 2013, dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan.

UPTD inilah kini yang bertugas menjaga dan mengelola Tahura Pocut Meurah Intan.

Kawasan tersebut cukup berharga karena selain bisa menjadi tempat penelitian dan obervasi, Tahura Pocut Meurah Intan juga punya potensi pariwisata.

Di sana kini telah dibangun penginapan yang bisa disewa untuk menikmati suasana alam pegunungan yang sejuk. Pengunjung juga bisa membawa tenda sendiri apabila ingin menginap di tahura.

“Tapi kalau tidak mau repot, kami juga menyediakan tenda,” kata Kepala UPTD Tahura Pocut Meurah Intan, Inayat Syah Putra, Selasa (12/12/2023).

Namun untuk masuk ke kawasan ini pengunjung harus membeli tiket kepada pengelola dengan harga yang ramah di kantong.

Selain itu, lembaga pemerintahan, organisasi, atau mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan akademik seperti penelitian, diwajibkan melayangkan surat permohonan kepada pengelola tahura terlebih dahulu.

(DOK. DLHK)

“Banyak hal yang harus dipatuhi pengunjung di sini. Salah satunya, jika berada di kawasan ini tidak boleh membuang sampah sembarang,” ujar Inayat seraya menambahkan “Setiap sudut kami menyediakan tong sampah”.

Selintas, Tahura Pocut Meurah Intan banyak ditumbuhi tanaman pinus. Pohon yang tumbuh menjulang tinggi ini menambah suasana sejuk kawasan yang berada 500 – 1800 meter di atas permukaan laut tersebut.

Kicauan ragam burung makin menambah syahdu suasana taman hutan raya itu. Sesekali pengunjung juga bisa melihat burung rangkong, monyet ekor panjang, dan beruk.

Di antara pohon-pohon pinus yang tumbuh saling berdekatan, pengelola Tahura Pocut Meurah Intan turut membuat arena permainan yang menantang adrenalin, yakni flying fox, jembatan tali, serta rumah pohon.

Pengelola juga membuat jogging track yang jalurnya menyusuri rerimbunan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan. Di bagian lain kawasan ini, terdapat taman anggrek dan bunga yang bisa menyegarkan mata pengunjung. Bagi pencinta sejarah, dalam kawasan tersebut juga terdapat bangunan peninggalan kolonialisme Belanda.

Tak hanya itu, di dalam wilayah tahura Pocut Meurah Intan tersembunyi dua air terjun. Pihak pengelola menyediakan jasa antar bagi pengunjung yang ingin menikmati kesejukan air terjun yang jatuh dari sela-sela tebing ini.

Seorang mahasiswa salah satu kampus di Banda Aceh, Mulia Akbar, mengaku Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan menjadi salah satu lokasi favoritnya untuk berkemah di akhir pekan.

Selain pemandangan di sana yang indah, alasan lainnya bagi Mulia adalah soal jarak yang mudah ditempuh. Dari ibukota provinsi Aceh, Banda Aceh, hanya butuh waktu sekitar 45 menit berkendara menjangkau tempat tersebut.

“Di sana lengkap. Kita bisa menikmati suasana alam yang teduh, juga bisa melihat banyak burung bermain di dahan pohon pinus,” ujarnya.

Mulia telah banyak berpetualang ke berbagai objek wisata di Aceh. Namun, di kawasan konservasi tahura Pocut Meurah Intan inilah dia melihat fasilitas yang disediakan pengelola terbilang lengkap. Di sana ada area parkir kendaraan, mushala, penginapan, serta toilet untuk bisa dipakai pengunjung.

Related posts