Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Jika sore tiba, sepanjang jalan menuju pantai di kawasan Gampong Jawa, Banda Aceh, selau dipadati warga. Seakan pengunjung berlomba-lomba menuju lokasi ini sebelum matahari tenggelam.
Pantai di Gampong Jawa ini memang belum setenar pantai-pantai indah lainnya yang ada di Aceh. Namun, menikmati sore hari ditempat ini begitu berbeda dengan lokasi wisata lainnya. Tapi yang pasti kawasan ini memiliki pesonanya sendiri sehingga kerap dikunjungi warga.
Berkisar 30 menit dari pusat kota, kawasan ini sangat strategis karena berada di tepi pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Di pesisir ini terdapat batu-batu pemecah ombak yang di gandrungi oleh masyarakat yang punya hobby memancing atau hanya sekedar berswafoto dengan background Pulau Sabang dan Pulo Aceh.
Disetiap sore hari, juga terdapat aktifitas tradisional nelayan setempat yaitu tarek pukat (Tarik Jala) yang dilakukan oleh beberapa nelayan untuk menangkap ikan. Biasanya pukat/jala dipasang di pagi hari dan baru kemudian di tarik pada sore hari.
Di sini para pengunjung dihibur oleh atraksi kerjasama dari nelayan yang biasanya di komandoi oleh seorang nelayan yang senior. Suara riuh ombak ditengah derap dan tarikan pukat oleh para nelayan menjadi tontonan yang cukup menarik dan menghibur. Cuaca yang panas serta angin yang berhembus kencang tak menjadi halangan bagi para penikmat tradisi ini.
“Tarik pukat ini sebuah tradisi dan budaya nelayan di Gampong Jawa, hingga saat ini tradisi itu masih terjaga dengan baik. Dimana kebersamaan itu paling utama,” kata Surya Suid salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Selain dapat menikmati hiburan secara gratis, pengunjung juga dapat membeli ikan segar dari para nelayan. Biasanya usai mendapatkan ikan, para nelayan langsung diserbu warga yang ingin mendapatkan ikan segarlangsung dari tangan pertama dengan harga yang cukup bersahabat.
Seorang pengunjung, Zuhri Noviandi mengaku hampir setiap sore mengunjungi Gampong Jawa untuk sekedar bersantai dan melepas penatnya kota. Menurutnya, tempat ini selalu ramai menjelang matahari tenggelam.
“Ini bisa jadi tempat wisata alternatif warga. Disamping menyajikan pemandangan yang indah, juga banyak aktifitas lainnya,” katanya.
Untuk menuju ke sana, pengunjung bisa melalui dua rute. Pertama dari Peulanggahan, Kecmatan Kutaraja, atau dari jalan samping pelabuhan Ulee Lheue. Namun disarankan, bagi wisatawan harus berhati-hati jika membawa mobil saat akhir pekan ke Pantai Gampong Jawa, sebab macet dan minim tempat parkir.
Selain itu, Anda juga bebas memilih makanan yang dijajakan di sepanjang jalan, misalnya kopi hingga gorengan. Ada juga duduk santai di ujung jalan pantai ini yang arah ke TPA Gampong Jawa. Kemudian jika Anda juga hobi memancing, tempat ini juga cukup rekomended.
Wisata Sejarah
Gampong Jawa yang berdekatan dengan Gampong Pande bukan hanya sekedar tempat menghabiskan waktu bersantai di sore hari saja. Disamping itu, ternyata tempat ini dulunya pernah jadi tempat persinggahan pedagang dan saudagar dari belahan dunia.
Hal itu terbukti banyaknya ditemukan situs, artefek sejarah di kawasan bersejarah ini. Salah satunya, Makam Syahbandar Mu’tabar Khan yang merupakan penguasa pelabuhan utama Bandar Aceh Darussalam, Gampog Jawa, kemudian nisan para raja dan ulama pada masa kerajaan Lamuri.
Sehingga di Gampong Jawa dibangun monumen dan ditetapkan sebagai titik nol kota Banda Aceh.
Nah, jika ingin berkunjung kesini, ada dua rute yang bisa dilewati jika dari pusat Kota Banda Aceh. Pertama dari jalan samping pelabuhan Ulee Lheue kemudian dari Desa Peulanggahan yang akan memakan waktu sekitar 30 Menit. Lokasi wisata ini juga gratis tanpa dipungut biaya masuk.