Pidie Darurat Banjir

pidie darurat banjir
Ilustrasi

Banda Aceh – Sejumlah wilayah di Kabupaten Pidie dilanda banjir akibat derasnya hujan yang menguyur daerah tersebut, namun dalam musibah itu kerugian ditaksirkan mencapai miliaran rupiah.

Banjir terparah terjadi kecamatan Keumala dan Tangse, akibat banjir itu ruas jalan dari Keumala dan Tangse putus sehingga menyebabkan arus transportasi lumpuh total. Sementara banjir juga melanda Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie.

Banjir yang menerjang kawasan Kembang Tanjong pada Minggu (29/11) sekitar pukul 20.20 wib membuat warga menjadi panik, sebagian warga dikawasan tersebut tidak sempat menyelamatkan harta bendanya. Hingga senin (30/11) warga dikawasan itu masih terjebak banjir, dan air diperkirakan mencapai 1 mater.

Bedasarkan informasi dilapangan, banjir yang terjadi dikawasan itu akibat pengaman tebing sungai kecamatan Kembang Tanjong jebol hingga akhirnya air masuk dalam kemukiman penduduk.

Adapun berapa desa yang terendam banjir seperti desa Tanjong, Puuk, Lamkawe, Kandang, Kambuk, Dayah, Jurong Mesjid dan beberapa desa lainya.

“Banjir secara dadakan, kami berusaha menyelematkan keluarga sementara sebahagian harta benda hanyut rerseret arus banjir,”ujar Salman (32), seorang warga Gampong Puuk, Kecamatan Kembang Tanjong, Pidie.

Dikatakan, hingga saat ini banjir dikawasannya belum surut juga, dan kemungkinan banjir akan terus naik mengingat hujan mulai turun lagi.

“Kami terpaksa mengungsi ketempat kerumah saudara yang tidak dilanda banjir,”ujarnya

Sementara itu, Tim penanggulangan bencana, Minggu (29/11) malam masih berusaha menyelamatkan warga yang terjebak banjir di kecamatan Mutiara Barat, dengan melakukan evakuasi menggunakan perahu karet.

Kepala Badan Penangulangan Bencana (BPBD) Pidie Apriadi mengatakan, saat ini ratusan warga masih terjebak banjir sehingga perlu dievakuasi secepat mungkin untuk menghindari jatuh korban. ”Untuk sementara waktu warga kami ungsikan ketempat yang lebih aman,”ujarnya.

Dikatakan, pihak sudah melakukan koordinasi dengan muspika setempat untuk mendirikan tempat pengungsian dengan mendirikan tenda darurat serta menyediakan dapur umum untuk warga apabila nantinya mereka takut pulang kerumah. ”Jadi setiap warga yang takut pulang kami sudah siapkan tempat pengungsian,”jelas Apriadi.

Saat ini, kata Apriadi ketinggian air di Kecamatan Mutiara Timur mencapai 2 meter, akibat meluap sungai Tiro karena itentias hujan tinggi dalam beberapa hari belakang ini yang melanda kawasan pengunungan Kecamatan Tangse, Geumpang.

Dikabarkan, dari tiga kecamatan tersebut yang terparah di Kecamatan Mutiara Timur dimana sejumlah warga terpaksa harus dievakuasi karena ketinggian air mencapai 2 meter lebih. Sementara di kecamatan Keumala dan Tangse ruas badan jalan lintas propinsi ikut amblas sehingga menyebabkan arus transportasi lumpuh total.(T Irawan)

Related posts