APBA 2016 Untuk Kepentingan Rakyat, Bukan Elite

FB_IMG_1451429857402
Ketua BEM FISIP Unsyiah, Putra Rizki Youlan Radhianto (foto: Aidil Saputra)

Banda Aceh (Kanalaceh.com) – Susunan dana Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2016 harus benar-benar atas kepentingan rakyat. Bukan dana yang dimainkan oleh para elite. Hal tersebut disampaikan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unsyiah, Putra Rizki Youlan Radhianto menyikapi polemik APBA 2016 yang masih berlarut-larut.

“APBA 2016 ini benar-benarlah untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan para politik elite,” kata Putra kepada kanalaceh.com, Rabu (30/12).

Waktu tiga minggu yang diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kepada Aceh untuk membahas kembali APBA 2016, lanjut Putra, harus dimanfaatkan oleh pihak DPRA dan Pemerintah Aceh agar menghasilkan APBA 2016 yang berkualitas.

“APBA berkualitas maksudnya, selesai dengan tepat waktu dan tepat sasaran sehingga dana bisa dipakai untuk pembangunan masyarakat Aceh,” lanjutnya.


Baca juga:

APBA 2016 Ditetapkan Dengan Qanun

DPRA dan Pemerintah Aceh Sepakat lanjutkan bahas APBA 2016


Putra juga berharap agar tidak ada “penumpang gelap” yang masuk ke dalam APBA 2016. Karena menurutnya, hal ini kerap terjadi ketika mendekati moment politik yang akan digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu.

Seperti diberitakan sebelumnya, APBA 2016 tetap menggunakan qanun. Penyerahan APBA 2016 kepada Kemendagri diberi batas waktu hingga tiga minggu untuk melanjutkan pembahasan.

Kesepakatan perihal APBA 2016 dicapai dalam pertemuan antara kedua institusi, yaitu DPR Aceh (legislatif) dan Pemerintah Aceh (eksekutif) yang berlangsung di gedung Kemendagri RI, Jakarta, Senin (28/12).

Dalam pertemuan tersebut, pihak eksekutif dihadiri Gubernur Aceh dan Wakil Gubernur, dan sejumlah pejabat Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA), serta unsur legislatif dipimpin ketua DPR Aceh Tgk. Muharuddin, badan anggaran (Banggar), pimpinan fraksi, dan unsur pimpinan komisi. [Aidil Saputra]

Related posts