Penyerahan diri Din Minimi Dinilai Positif bagi Perdamaian Aceh

151229120911_dinminimi_640x360_acehhumanfoundation
Din Minimi bersama kepala BIN, Sutiyoso setelah menyerahkan diri (foto: Dok. Aceh Human Foundation)

Jakarta (Kanalaceh.com) – Penyerahan diri kelompok eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dipimpin Din Minimi dianggap akan berdampak positif terhadap perdamaian di Aceh. Hal tersebut disampaikan oleh pengamat politik Unsyiah, Mawardi Ismail.

“Saya kira, betapa pun kecilnya, gerakan yang dilakukan itu pasti menggangu. Walaupun mereka jumlahnya kecil, mereka punya senjata. Jadi ketika mereka punya senjata dan mereka bisa menggunakan senjata itu, maka itu adalah sebuah ancaman,” jelas Mawardi.

Dengan kembalinya kelompok Din Minimi ke masyarakat, Mawardi menilai akan menguntungkan bagi Aceh sebab akan memperbesar peluang adanya investasi di daerah tersebut, yang didorong oleh stabilitas keamanan di provinsi ini.

Kelompok eks kombatan GAM yang dipimpin Din Minimi menyerahkan diri secara resmi pada Selasa (29/12) pagi.

Proses Panjang
Proses penyerahan diri kelompok Din Minimi sebenarnya secara keseluruhan sudah berlangsung sekitar dua tahun. Hal tersebut diungkapkan Abdul Hadi Abidin, aktivis LSM yang ikut memfasilitasi pertemuan antara kelompok Din Minimi dengan pemerintah.

Ketua Aceh Human Foundation itu menyebut ada beberapa tuntutan yang diminta oleh kelompok Din Minimi yakni adanya pengampunan terhadap para anggotanya yang diduga terlibat kasus-kasus kekerasan, kesejahteraan bagi para mantan kombatan, dan pembangunan rumah untuk yatim piatu korban konflik.


Baca juga:

Kronologis BIN Negosiasi dengan Din Minimi

Din Minimi Menyerah, Senjata Diserahkan Ke BIN


“Sepertinya kelompok ini kurang dihargai. Mungkin oleh pemerintah apakah gubenurnya, wakil gubenurnya, supaya mengajak kelompok ini bersama-sama membangun Aceh, mana yang kurang sama-sama diperbaiki,” tutur Abdul Hadi.
Sementara itu, pemerintah Aceh mengungkap akan memperbaiki keadaan kelompok eks kombatan dan untuk merealisasikan itu ada dana dari pemerintah daerah dan pusat.

“Kita sudah dari jauh-jauh hari menyiapkan program pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan eks kombatan, itu sudah ada sejak dulu. Nanti kita tinggal konsolidasikan yang efektif untuk kelompok Din Minimi ini apa,” kata Frans Dellian, kepala biro hubungan masyarakat Aceh.

Contoh Dunia
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, mengatakan bahwa kelompok eks kombatan GAM yang dipimpin Din Minimi tersebut akan diberi amnesti dan bebas setelah diproses secara hukum.

Din Minimi adalah ketua kelompok bersenjata mantan kombatan GAM di Aceh timur, yang diduga berada di belakang sejumlah kasus kekekerasan di Aceh sejak awal 2014.

Namun Din Minimi membantah pernah melakukan tindak kekerasan dan menuduh pemerintah Aceh tidak memperhatikan nasib eks tentara GAM.

Kini, berbagai pihak berharap Aceh akan selalu damai dan terbebas dari kasus-kasus kesenjangan sosial.

“Ini contoh yang perlu ditiru bukan hanya di provinsi lain Indonesia, tapi mungkin dunia malah. Hari ini kita seperti berlebaran,” ujar Abdul Hadi. (BBC Indonesia)

Related posts