Banda Aceh (Kanal Aceh) – Telepon seluler yang saat ini hanya bisa digunakan untuk telepon dan Short Message Service (SMS) sudah sangat jarang digunakan oleh kalangan masyarakat. Penggunaan SMS sudah jarang digunakan karena pemakaiannya yang terhitung rumit, sebab harus mengirimkan satu persatu pesannya atau harus pilih nomor-nomor dahulu baru bisa mengirim pesan tersebut ke orang banyak, tanpa bisa membuat grup seperti aplikasi chat lainnya, seperti Blackberry Messenger (BBM), Line, WhatsApp dan aplikasi lainnya.
Karena itu, banyak pengguna yang beralih memakai telepon pintar (smartphone) agar leluasa mengakses internet, media sosial (medsos) atau sekadar membuka email.
Melihat peluang tersebut, empat mahasiswa prodi Informatika angkatan 2013 Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang tergabung dalam tim TYFA menciptakan aplikasi SMS Broadcaster berbasis Android. TYFA merupakan singkatan dari masing-masing nama anggota tim tersebut, yaitu Tarmidzi, Yasir, Furqan, dan Amirul.
Tarmidzi mengatakan aplikasi ini awalnya dibuat karena tugas mata kuliah Kapita Selekta Pemrograman Android, serta untuk memudahkan pengguna SMS yang ingin mengirimkan pesan ke orang banyak sekaligus.
Baca juga:
Mahasiswa Aceh Telkom University Gelar Santel 2016
Jualan kacang, mahasiswa Aceh ini beromset puluhan juta
“Biasanya kan kalau SMS susah karena harus pilih nomor lagi tanpa ada grup gitu. Yang bisa pake grup kan hanya aplikasi chat berbasis android saja,” kata Tarmidzi.
Dengan cara mendownload gratis di aplikasi berbasis android atau playstore, pengguna bisa melakukan pencarian dengan mengetik “SMS Broadcaster“.
Walau pun di dalam smartphone bisa mengirim SMS ke banyak, kata Tarmidzi, tetapi harus tambah nomor dulu satu persatu baru bisa mengirimnya ke orang banyak serta terbatas. Sedangkan penggunaan SMS Broadcaster hanya membuat grup lalu diisi dengan puluhan, ratusan bahkan ribuan anggota yang sudah disimpan dengan menggunakan nomor ponsel. Secara otomatis, anggota sudah masuk ke dalam grup itu.
“Caranya download aplikasinya terlebih dahulu. Lalu buat grup di dalam SMS Broadcaster. Setelah itu, dibuka grupnya lalu kita tambah member dengan masukkan nama dan nomor ponselnya secara manual,” ujar Tarmidzi kepada Kanal Aceh saat dijumpai di salah satu warung kopi sekitaran Lampineung, Banda Aceh, Kamis (14/1).
Setelah itu, pengguna tinggal memilih grup mana yang mau dikirim. Lalu, pengguna hanya menulis pesan dan mengklik ‘select’. Pesan tersebut langsung masuk ke para member yang ada di dalam grup tersebut.
Jika penerima belum mempunyai aplikasi ini atau masih menggunakan ponsel biasa, pesan yang dikirimkan melalui SMS Broadcaster tetap masuk.
“Ini aplikasi untuk membantu orang yang masih menggunakan SMS guna kirim ke orang banyak,” kata Tarmidzi.
Mahasiswa yang saat ini menjalani kuliah semester V itu mengungkapkan aplikasi yang dibuat selama dua bulan ini sudah di-launching beberapa hari lalu saat presentasi di depan kelas.
“Aplikasi ini sudah kami launching di kelas, di hadapan dosen serta mahasiswa,” ujarnya.
Aplikasi yang belum mempunyai hak cipta ini masih memotong pulsa ketika mengirim pesan. Mahal atau murahnya tergantung provider yang dipakai. Jika tidak memakai pulsa, sambung Tarmidzi, harus membuat perjanjian terlebih dahulu dengan provider sebab mengirim SMS-nya menggunakan nomor ponsel.
“Awalnya kami buat hanya untuk mata kuliah, makanya belum terpikirkan untuk menggunakan hak cipta. Kita juga sudah diskusi dengan supervisor mata kuliah ini, dalam waktu dekat kami akan membuat hak cipta,” tambah Tarmidzi.
Saat ini, aplikasi SMS Broadcaster masih menggunakan versi 1.3. Ke depan, aplikasi SMS Broadcaster akan dibuat database yang lebih aman agar data klien tidak tersebar sembarang di internet.
“Sebelum ini kami sudah membuat aplikasi Kamus Biologi berbasis Android. Ke depannya kami akan terus melakukan inovasi dengan membuat game berbasis Android juga,” ujarnya. (Aidil Saputra)