Sebagian wilayah di Aceh dilanda kekeringan

Ilustrasi. (Antara Foto)

Lhokseumawe (KANALACEH.COM) – Akibat kemarau berkepanjangan, sebagian wilayah di Aceh mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Selain Lhokseumawe, kekeringan juga terjadi di Langsa, Aceh Utara, Aceh Tenggara, dan Aceh Tamiang. Di Bireuen dan Singkil, hujan masih turun.

Di Kabupaten Aceh Tamiang, kekeringan melanda di tiga kecamatan hingga 4000 KK mengalami krisis air. Untuk mengatasi krisis ini, Pemkab setempat terus mengerahkan armada airnya untuk memenuhi kebutuhan warga.

Sementara itu, debit air di beberapa sungai besar di Alas (Aceh Tenggara) turun drastis. Ancaman kekeringan diperparah macatnya suplai air sungai besar yang menjadi sumber air bagi PDAM Tirta Agara.

Di Lhokseumawe, masyarakat di Desa Cot Girek Kandang Kecamatan Muara Dua mengalami krisis air bersih. Salah seorang warga, Yunita mengatakan sejumlah sumur warga kering dan sumur bor di desa juga tidak bisa memproduksi air bersih.

“Rata-rata sumur di desa kami ini semuanya sudah kering dan untuk memperoleh air bersih cukup sulit. Semoga saja bisa turun hujan, agar kekeringan bisa teratasi, serta bisa memperoleh air untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Yunita, Sabtu (2/4).

Yunita menambahkan, kekeringan sudah terjadi sejak tiga bulan lalu dan untuk memperoleh air bersih, warga terpaksa harus menempuh jarak sekitar 2 kilometer untuk membeli air.

Setiap harinya, ia harus mengeluarkan Rp16 ribu untuk membeli air bersih. Hal tersebut menjadi beban tambahan, padahal pendapatnya terbatas hingga tidak selamanya mereka mampu membeli air bersih.

“Hal seperti ini cukup berat bagi saya dan menjadi beban. Pekerjaan saya cuma berjualan di kios saja,” tutur Yunita.

Polres Lhokseumawe telah melakukan distribusi air bersih di Desa Cot Girek Kandang ini. Kapolres Lhokseumawe, AKBP Anang Triarsono, mengatakan ada 10 ribu liter air bersih yang didistribusikan. Pihaknya akan berusaha agar distribusi air bersih tersebut, dilakukan setiap satu minggu sekali.

“Kita terus mengupayakan, agar distribusi air bersih ini bisa lakukan setiap satu minggu sekali. Sehingga masyarakat yang selama ini dilanda kekurangan air, maka bisa diatasi segera,” ujar AKBP Anang Triarsono.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan intensitas hujan mulai terlihat Agustus mendatang. Prakirawan BMKG Stasiun Lhokseumawe, Kharendra Muiz, mengatakan kekeringan terjadi akibat intensitas air tanah mulai berkurang.

Akibatnya, masyarakat Lhokseumawe dan Aceh Utara mulai terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA). Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia (RSUDCM), drg Nurhaida, mengatakan setiap harinya 40 pasien berobat penyakit ISPA, ada yang hanya berobat jalan saja dan yang harus diopname. [Wol]

Related posts