Menuntut ilmu‎ jangan bertujuan meraih popularitas dunia

Tgk. Mahfudh Muhammad, MA‎ saat mengisi pengajian KWPSI, Rabu (4/5) malam. (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Setiap muslim dalam mempelajari dan menuntut ilmu itu harus selalu menyadarkan niatnya yang tulus ikhlas karena Allah Swt, bukan karena tujuan lainnya untuk meraih popularitas duniawi.

Demikian disampaikan‎ Tgk Mahfudh Muhammad, staf pengajar di Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga, Kabupaten Bireuen, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (4/5) malam.

“Dalam menuntut ilmu, setiap pribadi Muslim harus menghindari niat buruk dan tujuan tercela untuk popularitas dunia, tapi harus kita niatkan karena Allah ‎semata agar tercapai kelezatan ilmu,” ujar guru di Dayah Darul Falah Ulee Gle, Kabupaten Pidie Jaya itu‎.

‎Menurutnya, dalam seluruh segi kehidupan, manusia sangat butuh terhadap ilmu melebihi kebutuhannya terhadap makan dan minum. Setiap ilmu yang diperoleh juga akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt pada hari kiamat kelak.

“Janganlah mempelajari ilmu agama dengan niat dan tujuan untuk berdebat, berbangga-banggaan, dan pamer atau riya dengan ilmunya,” terangnya.

Ia menekankan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan saat menuntut ilmu yaitu, pertama, memperbaiki niat. Niat pada asalnya mempunyai arti kehendak. Kemudian niat pada umumnya diartikan sebagai keinginan. Niat dalam menuntut ilmu tentunya harus disandarkan kepada kewajiban.

“Ini akan mengarahkan kita kepada niatan menuntut ilmu karena Allah Swt, bukan karena maksud lainnya. Karena sedikit saja niat kita melenceng, maka akan sia-sialah amalan kita dalam menuntut ilmu,” jelasnya.

Kedua, kata Tgk. Mahfudh, ikhlas dalam menuntut ilmu. Keikhlasan adalah kunci untuk memeroleh keridaan Allah dalam menuntut ilmu. Tanpa niat ikhlas semua amalan perbuatan yang dilakukan tidak akan memeroleh nilai di hadapan Allah.

Ketiga, yaitu mengamalkan ilmunya. Ketika seseorang mempunyai niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu tentunya sangat memahami ilmu yang dicari bukan hanya sebatas dimiliki saja, tapi juga mengamalkannya. “Karena dia yakin bahwa ilmu yang diperolehnya pasti akan ditanyai oleh Allah apakah sudah diamalkan,” ujarnya.

Keempat, semakin takut kepada Allah. Sebagai buah dari ilmu yang diperolehnya adalah semakin bertambah ilmunya, maka akan semakin takut kepada Allah. Ini adalah buah dari ilmu yang bermanfaat, ilmu yang dicari semata-mata karena mengharap rida-Nya.

Meski demikian, kata Tgk. Mahfudh, bukan tidak boleh mendapatkan kedudukan sepanjang itu untuk amar makruf nahi mungkar. “Agungkan agama Allah dengan jabatan, gelar yang dipunyai, bukan untuk hawa nafsu atau untuk kepentingan pribadi, ini yang sulit,” tegasnya.

Tgk Mahfudh juga mengungkapkan, saat ini sangat banyak para penuntut ilmu di pusat-pusat ilmu yang cerdas, tapi belum bisa merasakan kelezatan ilmu. Hal itu karena terbiasanya hidup dalam kemaksiatan kepada Allah.

“Perumpamaan orang yang ingin berhasil dalam kelezatan ilmu tapi masih larut dalam maksiat, seperti ‎orang yang ingin panen tapi tidak mau menanam. Barang siapa yang tidak bisa mengontrol matanya dari kemaksiatan, tidak ada kelezatan ilmu‎. Karenanya, mari kita tinggalkan maksiat jika ingin meraih kelezatan ilmu,” sebutnya. [Sammy/rel]

Related posts