Aryos: dukungan PKS kepada Mualem langkah cerdas manfaatkan momen

Muzakir Manaf. (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Peneliti Jaringan Survei Inisiatif, Arvos Nivada mengatakan, dukungan resmi dari DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kepada Muzakir Manaf untuk menjadi gubernur periode 2017-2022 merupakan langkah cerdas memanfaatkan momentum. Ketika partai nasional lain belum bersikap, PKS menjadi pioner dalam mendukung Mualem.

“Dukungan PKS secara kepartaian sudah jauh-jauh hari saya prediksikan. Apalagi selama ini publik mengetahui bahwa posisi PKS selalu berada di kubunya Mualem atau Partai Aceh, sehingga tidak kaget dengan keputusan mendukung Mualem,” kata Aryos, Jumat (20/5) malam.

Menurut Aryos, dari sisi keuntungan bagi Mualem ketika PKS mendukung tidak terlalu signifikan pengaruhnya, karena basis PKS tidak begitu besar terlihat dari perolehan kursi di DPRA hanya 4 kursi.

“Tapi daya militansi dari kader PKS dapat menjadi tambahan energi memenangkan Mualem menjadi gubernur mendatang. Apalagi suara kader PKS sangat solid dalam mengarahkan dukungan, ketika instruksi partai mendukung salah satu kandidat,” ujarnya.

Untuk strategi branding dan menggunakan issue dalam strategi politik, kata Aryos, PKS sangat berbeda dibandingkan dengan partai lain. PKS memiliki kelebihan dalam hal penguasaan IT dan memanfaatkan sosial media dalam mengelola isu. “Mereka memiliki cyber army dalam dunia media sosial.”

Aryos menambahkan, dukungan PKS ke Mualem harus jelas konsensus atau kesepakatan, jangan sampai PKS tertipu dengan janji politik Partai Aceh.

“Ujung-ujungnya PKS tidak mendapatkan apapun pasca terpilihnya Mualem jadi gubernur nanti. Tidak menutup kemungkinan Mualem mengusung kader PKS menjadi wakil gubernur, seperti Nasir Djamil, Raihan Iskandar, dan lain-lain,” sebutnya.

Dalam hal kesamaan ideologi dan visi maupun misi, kata Aryos, PKS dan Partai Aceh sangat berbeda sekali. Nampak muatan kepentingan politiknya daripada menggunakan basis standar ideologi dan visi misi.

“Berarti PKS sudah melenceng dalam membangun sinergisasi ideologi dan visi dan misi,” kata Aryos.

Ia menyebutkan, dari track record, PKS mendukung dan mengajukan kadernya pada Pilkada selalu berujung kalah. “Misalkan tahun 2006 mendukung kadernya sendiri bersama PAN kalah, tahun 2012 mendukung Irwandi Yusuf pun kalah, apakah ketika mendukung Muzakir Manaf akan kalah juga?”

Hal ini, kata Aryos dibuktikan ketika Pilkada 2012. Walaupun sudah mendukung Irwandi Yusuf secara kepartaian, tapi publik mengetahui masih ada elit dan kader PKS yang mendukung Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.

“Ini harus diwaspadai Partai Aceh dalam membangun relasi dengan PKS. Mungkin saja strategi cadangan dari PKS dalam mengambil posisi aman di pentas politik Aceh. Apakah pada Pilkada 2017 akan mengulangi hal serupa?” tutur Aryos. [Sammy/rel]

Related posts