Aceh butuh pusat layanan radio onkologi

Ilustrasi. (Antara Foto)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Provinsi Aceh membutuhkan pusat pelayanan radio onkologi guna melakukan penyinaran untuk penderita tumor di provinsi ujung paling barat Indonesia ini.

“Aceh belum memiliki pusat pelayanan radio onkologi, sehingga para penderita tumor terpaksa harus ke provinsi tetangga, yakni Sumatera Utara untuk melakukan penyinaran tumor sebagai salah satu proses penyembuhan,” kata Direktur Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, dr Fachrul Jamal, Senin (30/5).

Ia menjelaskan pihaknya sudah merancang pembangunan pusat layanan radio onkologi tersebut, namun pembangunannya masih belum bisa terlaksana sebab DPRA belum menyetujui pinjaman dari Jerman.

“Pinjaman luar negeri dari Jerman tersebut tidak hanya diperuntukkan untuk membangun tiga rumah sakit regional di Aceh, tapi juga termasuk pembangunan pusat layanan radio onkologi di RSUZA,” katanya.

Menurut Fachrul, ketersediaan pusat layanan tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat di Aceh sebab selama ini ada sekitar 50 sampai 60 pasien penderita tumor setiap bulannya harus ke rumah sakit di Sumatera Utara guna menjalani penyinaran tumor.

“Artinya, DPRA perlu segera menyetujui peminjaman uang tersebut yang nantinya dapat dibayar melaui APBA, sebab jika tidak dibangun pusat layanan tersebut sama dengan membiarkan masyarakat tidak terlayani paripurna,” ujarnya.

Ia mengatakan peminjaman uang luar negeri tersebut telah lama dirintis untuk pembangunan rumah sakit dan saat ini sudah mendapat persetujuan dari Jerman, namun belum bisa ditindaklanjuti mengingat belum adanya persetujuan DPRA.

Fachrul Jamal menjelaskan untuk pengobatan tumor dapat dilakukan dengan tiga tahap yakni operasi, kemoterapi dan penyinaran dengan menggunakan sinar radio aktif.

Pihaknya berharap DPR Aceh dapat segera menyetujui sehingga pusat layanan radio onkologi yang akan dibangun di kawasan rumah sakit lama RSUZA dapat segera dilakukan dan dapat melayani masyarakat Aceh. [Antaranews]

Related posts