Yayasan Geutanyoë siap bantu Imigran Srilanka yang terdampar

Warga Srilanka etnis Tamil yang terdampar di perairan Lhoknga, Aceh Besar, Sabtu (11/6). (AJNN)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Yayasan Geutanyoë menyatakan siap membantu para pengungsi dari Srilanka jika diminta oleh Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Pusat.

Selain itu, mereka juga mengapresiasi terhadap aksi penyelamatan dan pendaratan para pencari suaka etnik Tamil yang hanyut di Laut Andaman dan terdampar di Perairan Lhoknga, Aceh Besar, Sabtu (11/6).

Wakil Direktur Yayasan Geutanyoe, Rima Shah Putra, Senin (13/6) mengatakan, Yayasan Geutanyoe juga mengulurkan kesediaannya untuk turut membantu penanganan kemanusiaan bagi etnik Tamil jika diminta oleh Pemerintah Aceh maupun Pemerintatersebut.

Sementara itu, Direktur Internasional Yayasan Geutanyoe, Lilianne Fan mengatakan, pihaknya mendorong agar tersedianya layanan kesehatan serta perlindungan penuh secepatnya diberikan untuk mereka, yang merupakan pencari suaka yang melarikan diri menyusul situasi keamanan yang semakin memburuk di bagian utara Srilanka.

Dikatakan, masyarakat dan Pemerintah Aceh telah dipuji dan menerima apresiasi dari berbagai pihak dari berbagai belahan dunia atas aksi penyelamatan serta perlakuan mereka yang penuh rasa kemanusiaan terhadap pengungsi Rohingya dan warga negara Bangladesh ketika pihak–pihak lain tidak melakukannya.

“Kami amat berharap para pencari suaka etnis Tamil ini akan mendapat perlakuan yang penuh rasa kemanusian yang sama serta mendapatkan perlindungan dari masyarakat serta pemerintah Aceh dan Indonesia secara lebih umum,” kata Lilianne Fan yang aktif membantu pengungsi Rohingya di Aceh.

Seperti diketahui, meskipun perang sipil di Sri Langka yang memakan korban kurang lebih sekitar 100.000 jiwa telah secara resmi berakhir di tahun 2009 dengan 40.000 jiwa korban yang meninggal merupakan warga sipil.

Namun dalam beberapa bulan terakhir dilaporkan telah meningkatnya intimidasi terhadap etnik Tamil termasuk meningkatnya tindakan pelecehan terhadap wanita oleh sejumlah militer Srilanka.

Kondisi ini tampaknya menjadi alasan banyaknya jumlah wanita dan anak–anak melarikan diri dari negara tersebut. [Serambi]

Related posts