Pembangunan terowongan Geureutee mulai 2017

Ilustrasi terowongan. (Ist)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menyetujui pembangunan terowongan (tunnel) yang akan menembus Gunung Geureutee. Tahapan pembangunannya dimulai tahun 2017.

Persetujuan itu diutarakan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), M Basoeki Hadimoeljono dalam pertemuan dengan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (15/6).

Gubernur didampingi Kadis Bina Marga Aceh, Rizal Aswandi, Kadis Cipta Karya Aceh, Zulkifli, Kadis Sumber Daya Air Aceh, Samsul Rizal, Kepala Bapedal Aceh, Iskandar, Kepala Bappeda Aceh, Zulkifli Hs, dan Kadis Kehutanan Aceh, Husaini Syamaun.

Pembangunan terowongan Geureutee diusulkan Gubernur kepada Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Aceh pada Maret 2015. “Alhamdulillah, respons Pusat terhadap usulan pembangunan terowongan Geureutee sangat cepat. Kita dorong terus agar lebih cepat lagi,” kata Zaini seusai pertemuan.

Desain detail pembangunan atau detail engineering desain (DED) terowongan, menurut Zaini, akan diselesaikan Kementerian PUPR dalam tahun ini. Sementara Pemerintah Aceh diminta menyiapkan lahannya. “Insya Allah, segera kita tindaklanjuti. Ini sebuah langkah maju untuk kita,” katanya.

Kadis Bina Marga Aceh, Rizal Aswandi menjelaskan, terowongan dengan panjang sekitar 4 kilometer akan menghubungkan Gunung Paro, Kulu, dan Geureutee.

Dikatakan, kawasan itu sangat rawan karena medannya penuh tanjakan, tikungan sempit, dan pada musim hujan acap terjadi longsor. “Bila terowongan selesai, akan menghemat jarak sampai 40 persen,” katanya.

Dengan disetujuinya pembangunan terowongan, tambah Rizal, akan memperlancar arus lalu lintas di jalan tersebut. “Ini sangat besar artinya bagi pembangunan ekonomi masyarakat,” kata Rizal.

Panjang terowongan di Gunung Paro 1.135 meter, di Gunung Kulu 1.638 meter, dan Geureutee 2.805 meter. Total biaya yang dibutuhkan Rp4 triliun lebih.

Kepala Bapedal Aceh, Iskandar, menjanjikan segera menuntaskan penyusunan analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) Geureutee. “Paling lambat Oktober ini sudah selesai amdalnya,” kata Iskandar. [Serambinews]

Related posts