Persediaan makam di Jakarta Selatan kurang dari 10 persen

Temuan puluhan makam fiktif di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. (Kompas)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Keterbatasan lahan pemakaman menjadi celah bagi praktik pemesanan makam secara ilegal dan munculnya fenomena makam fiktif.

Khawatir tidak mendapatkan lahan makam ketika meninggal, selama puluhan tahun warga Jakarta terbiasa memesan makam saat masih hidup.

Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan, Muhammad Iqbal, mengakui persediaan lahan makam memang tidak mampu mencukupi kebutuhan.

Di Jakarta Selatan sendiri, kurang dari 10 persen lahan makam yang tersisa dari total 18 TPU besar dan kecil di wilayah itu.

“Rata-rata per TPU aktif ketersediannya enggak sampai 10 persen, kecuali TPU Kampung Kandang karena baru,” kata dia di TPU Menteng Pulo, Kamis (28/7).

Karena keterbatasan lahan itu, Iqbal mengaku pihaknya hanya mengandalkan penambahan dari makam yang sudah kadaluwarsa. Makam yang sudah kadaluwarsa adalah makam yang selama tiga tahun berturut-turut tidak diperpanjang IPTM-nya (izin pakai tanah makam).

Makam itu akan dibongkar dan dialihkan untuk penghuni baru jika tiga tahun berikutnya masih tidak ada perpanjangan dari ahli warisnya.

“Beberapa TPU yang kecil seperti di Cidodol malah mau kami tutup. Inginnya ada pengadaan lagi tapi untuk pengadaan lahan nanti itu di dinas,” ujarnya.

Hingga hari ini, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta telah menemukan 376 makam yang diduga fiktif, paling banyak di Jakarta Barat.

Yang sudah dibongkar karena sudah dipastikan palsu sebanyak 53. Sisanya, sedang dikonfirmasi ke ahli waris yang mendaftarkan. [Kompas]

Related posts