Aceh Barat bangun monumen tsunami

Logo Pemkab Aceh Barat. (Ist)

Meulaboh (KANALACEH.COM) – Pemerintah Desa Pasir, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, membangun monumen sejarah tsunami sebagai ikon wisata untuk menarik kunjungan wisatawan lokal maupun luar negeri ke daerah itu.

Keuchik Gampong (kepala desa) Pasir, Romi Jaya Saputra, di Meulaboh, Senin (24/10) mengatakan, pada area lokasi tersebut juga dibangun pondok wisata sebagai tempat persingahan bagi pengunjung melihat ukiran gelombang tsunami menerpa Aceh.

“Tugu ini satu langkah kecil dan awal kita lakukan, kita juga sudah membangun pondok wisata. Apalagi kalau memang terkabul permintaan pembangunan tanggul, selain pantai sudah aman dan ini menjadi daya tarik wisatawan dari luar berkunjung,” sebutnya.

Ada dua tugu bangunan kecil ditempatkan berjajar di lokasi itu, satu tongak bersegi empat menjulang tinggi dan satu lainnya melukiskan corak gelombang tsunami setinggi 7 meter, kemudian data 603 nama korban yang meningal saat gelombang tsunami menenggelamkan desa itu pada 26 Desember 2004.

Jelas Romi, pada area lokasi tersebut saat ini tengah dilakukan pemugaran dan pembangunan pondok-pondok wisata dan tempat peristirahatan, sebab selama ini tongak sejarah tsunami itu tidak pernah sepi menjadi objek wisata dan berfoto masyarakat lokal.

Hanya karena letaknya sudah dekat dengan hempasan gelombang laut Samudera Hindia, tidak berarti masyarakat harus pindah, sebab bukan keberadaan rumah mereka yang mendekati laut, tapi gelombang lautlah yang terus mengerus pemukiman penduduk.

“Dulunya pemukiman kami disini jauh dari laut, tapi secara perlahan-lahan terus tergerus abrasi pantai. Karena itu kami sangat mengharapkan segera dibangun tanggul pengaman untuk membangun kembali desa kami,” sebutnya.

Pernyataan tersebut juga menanggapi saran dari Dirjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL-KKP) RI Brahmantya Satyamurti Poerwadi, terhadap pengembangan kawasan itu sebagai icont wisata Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

Dalam pertemuannya dengan masyarakat pesisir setempat, Brahmantya, mendorong Pemkab Aceh Barat mencarikan dukungan perusahaan atau berkoordinasi dengan Kementrian Pariwisata RI, atau bila mampu dikembangkan lewat program daerah.

“Kalau memang bagus, kan bisa langsung kita jual, cuma fasilitas ini harus disiapkan sehingga orang ke Meulaboh mampirnya disini. Jadi kalau ada anak-anak sekolah liburan itu tidak harus ke luar, mereka juga tidak berpikir dua kali untuk datang bila tersedia fasilitas mendukung,” sebutnya.

Ia juga menyatakan siap melakukan restorasi kegiatan berupa mitigasi bencana, di kawasan pesisir itu akan dibangun penahan pemecah gelombang di tengah yang disesuaikan dengan hasil studi nantinya.

Brahmantya berharap, peran perguruan tinggi di daerah itu terus bersinergi untuk memiliki adopsi desa, sebab ada anggaran cukup besar di pusat yang dapat diberikan melalui program kemitraan dana CSR perusahaan-perusahaan di Indonesia. [Antara]

Related posts