Peringatan hari Pahlawan sebagai refleksi

(ist)

Lhoksukon (KANALACEH.COM) — Plt. Bupati Aceh Utara Muhammad Jamil menjadi pemimpin upacara Hari Pahlawan Nasional (HPN) yang digelar di lapangan upacara Lhoksukon, Kamis (10/11).

“Peringatan Hari Pahlawan harus mampu menggali apinya, bukan abunya. Dengan meminjam ungkapan Bung Karno, semangat kepahlawanan itu adalah semangat rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dengan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,”kata Muhammad Jamil

Lanjutnya, setiap tanggal 10 November, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai momen reflektif untuk memberi makna atas pengorbanan para pahlawan kusuma bangsa.

Peringatan tersebut didasarkan pada peristiwa “Pertempuran 10 November 1945” di Surabaya, sebagai pertempuran pertama dan terbesar antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dengan memakan korban jiwa yang sangat besar.

Peristiwa tersebut memberi pelajaran moral bahwa warisan terbaik para pahlawan bangsa bukanlah “politik ketakutan”, melainkan “politik harapan”. Bahwa seberat apapun tantangan yang dihadapi dan keterbatasan yang ada, tidak akan menyurutkan semangat perjuangan.

Pengalaman merebut dan mempertahankan kemerdekaan juga menunjukkan betapa spirit perjuangan dan mental – karakter kepahlawanan memiliki daya hidup yang luar biasa dalam menghadapi berbagai rintangan dan penderitaan.

“Peringatan Hari Pahlawan harus mampu menggali apinya, bukan abunya. Dengan meminjam ungkapan Bung Karno,”katanya.

Ia menambahkan, setiap zaman memiliki tantangannya tersendiri. oleh karena itu, setiap zaman harus mengembangkan respon kepahlawanan yang sesuai dengan zamannya. Setelah Indonesia merebut kemerdekaannya, Semangat Kepahlawanan tidak cukup hanya dengan mempertahankan patriotisme defensif

“Kita butuh patriotisme yang lebih positif dan progresif. Patriotisme sejati bukan sekadar mempertahankan melainkan juga memperbaiki keadaan negeri. Untuk keluar dari berbagai persoalan bangsa hari ini, patriotisme progresif dituntut menghadirkan kemandirian bangsa tanpa terperosok pada sikap anti-asing,” ujarnya.

Acara yang mengusung tema ‘Satukan Langkah Untuk Negeri’ ini turut dihadiri unsur Muspida kabupaten setempat, para camat, guru dan sejumlah pelajar dari sejumlah sekolah. [Randi/rel]

Related posts