PLN diminta fokus bangun transmisi

Tarif listrik PLN nonsubsidi turun hingga Rp41/kWh
Ilustrasi gardu induk PLN (Kompas)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Anggota Komisi VII DPR, Falah Amru mengingatkan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk lebih fokus pada target 35.000 Mega Watt (MW) dari Presiden Jokowi, termasuk target pemerataan transmisi listrik di seluruh Indonesia yang masih jomplang.

“Belum tuntasnya masalah transmisi menjadi kendala di sektor kelistrikan, jika ini sudah tertangani, PLN baru bisa melirik bisnis lain,” ujar Falah, Senin (14/11).

Falah menyebut beberapa hal agar PLN bisa mencapai pemerataan transmisi dan target 35.000 MW. Yakni dengan menggandeng pihak swasta yang sudah terpercaya kemampuannya.

Gagalnya target 10.000 MW di masa pemerintahan sebelumnya harus menjadi pelajaran untuk melangkah lebih hati-hati.

“Di sini PLN memang harus bekerja keras. Untuk melaksanakan ini semua, selain merangkul kalangan swasta terpercaya, PLN juga harus dibantu Pemprov, Pemkot dan Pemkab seluruh Indonesia,” kata Falah.

Pengamat energi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya menyebut bahwa target 35.000 MW menjadi tantangan berat buat PLN. Untuk itu pemerintah harus membantu pendanaan. Ini karena pembangunan jaringan di pulau-pulau terpencil memerlukan dana yang besar.

Kendala terberat PLN adalah pengadaan tanah, apalagi saluran listrik tegangan tinggi (Sutet) butuh tanah yang cukup lebar.

“Kita tahu kondisi pertanahan disini yang belum rapi pencatatannya. Untuk mengatasi kendala tanah ini dibutuhkan bantuan dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Dibutuhkan juga pendekatan sosiologis dan psikologis untuk mengatasi kendala tersebut,” tutur Berly.

Karena itu ia sependapat PLN harus fokus. Sebab untuk mencapai target yang besar, PLN harus punya target-target pendukung. Seperti pembayaran proyek dipercepat, tender proyek terbuka sehingga peminat (investor) banyak, administrasi di PLN yang lebih rapih. [Kompas]

 

Related posts