Kembalinya Setya Novanto dinilai dapat rusak citra DPR

Setya Novanto tersangka, apa yang sebaiknya dilakukan Golkar?
Setya Novanto. (Antara)

Jakarta (KANALACEH.COM) – DPP Partai Golkar dan Fraksi Golkar di DPR telah menyerahkan dua surat kepada Pimpinan DPR guna meminta pengembalian Ketua Umum Partai berlambang beringin Setya Novanto menjadi Ketua DPR.

Terkait hal tersebut, Sekretaris Fraksi Hanura di DPR, Dadang Rusdiana menegaskan, pihaknya menolak rencana pergantian Ketua DPR Ade Komarudin.

“Sebaiknya Setnov tidak kembali ke DPR, bisa makin rusak citra DPR nantinya. Beliau kan sudah mengundurkan diri karena pelanggaran etika, bahkan dari Golkar sendiri sudah menyatakan pelanggaran berat, apa kata orang kalau tiba-tiba ia kembali menjadi Ketua DPR?” ujar Dadang saat dihubungi, Jumat (25/11).

Golkar sendiri menyatakan, keputusan ini dilandasi oleh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan seluruh gugatan uji materi atau judicial review dalam hal penafsiran “pemufakatan jahat” yang diajukan Setya Novanto.

Sebagai Ketua Umum Golkar, Novanto merupakan figur partai sehingga penting mengembalikan nama baik dan memulihkan rehabilitasi yang merupakan konsekuensi hukum.

“Kalaupun ada keputusan MK yang menyatakan bahwa alat rekaman tidak bisa menjadi alat bukti, itu kan pendekatan prosedural. Pada kenyataannya pertemuan ‘Papa minta saham’ itu kan ada,” jelas Dadang.

Terlebih, menurut Dadang, Ade Komarudin merupakan kader senior Golkar yang taat pada asas, sehingga tidak seharusnya Golkar membuat polemik baru dengan mengembalikan Setya Novanto menjadi Ketua DPR.

“Jadi Golkar harus mau mengorbankan kepentingan politiknya untuk kepentingan lembaga DPR ini. Sudahlah, kan Akom juga kader Golkar yang baik. Buat apa cari polemik baru. DPR harus kerja keras memperbaiki citranya, mengoptimalkan fungsi-fungsinya, bukan sibuk bolak balik dengan urusan pergantian ketua. Sepertinya tumpul nurani kita,” tegas Dadang. [Metrotvnews]

Related posts