Arkeolog Aceh: Nilai sejarah itu diporak-poranda oleh Belanda

Diskusi Hijab untuk Cut Meutia di Coffee 3in1, Lampineung, Banda Aceh, Selasa (27/12). (Kanal Aceh/Fahzian)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Fokus Diskusi Grup mengelar acara diskusi tentang gambar sosok pahlawan Aceh, Cut Meutia yang ditampilkan di uang baru pecahan Rp1.000.

Acara yang bertajuk hijab untuk Cut Meutia itu dilaksanakan di Coffee 3in1, Lampineung, Banda Aceh, Selasa (27/12).

Dalam disikusi tersebut, salah satu pemateri dari arkeolog Aceh, Husaini Ibrahim mengatakan yang menghancurkan nilai sejarah itu dimulai sejak masuknya Belanda ke Nusantara, tidak terkecuali di Aceh saat itu juga merasakan efek dari pihak Belanda tersebut.

“Aceh dulunya sangat kental dengan Syariat Islam, namun ketika Belanda datang nilai sejarah itu sengaja diporak porandakan,” kata Husaini.

Husaini menuturkan bahwa kondisi syariat Islam di Aceh itu sudah sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam dan pada masa Cut Meutia (1910) juga jauh lebih kuat nilai Islamnya.

“Masa Sultan dengan Cut Meutia kira-kira jaraknya 300 tahun, tapi Islam di Aceh saat itu sangat kuat, tapi setelah belanda datang nilai-nilai dimusnahkan,” katanya. [Fahzian Aldevan]

Related posts