Lima orang pencari kayu alim tersesat di Pengunungan Depok Aceh Tenggara

Perhutanan Sosial, peluang bagi Pemerintah Aceh
Ilustrasi - Hutan. (CIFOR)

Kutacane (KANALACEH.COM) – Lima orang pencari kayu alim (Gaharu) di Pegunungan Deleng Pokhisen, Aceh Tenggara, Rabu (4/1) dilaporkan tersesat dan kehabisan logistik di pegunungan tersebut.

Adapun kelima warga itu, Jalal (40) petani, warga Agara, Munjir, (33), wiraswasta asal Banda Aceh, Bentol (60), petani dari Desa Lembah Alas, Kecamatan Deleng Pokhisen, dan Biring (40) warga Medan, dan Ayuman (30) warga Lawe Sempilang, Kecamatan Lawe Alas, Agara.

Dandim 0108 Agara, Letkol Inf Yudiono, mengatakan, berdasarkan informasi dari Arta (36), warga Terutung Payung, Kecamatan Bambel, Agara, salah satu korban pencari kayu alim yang telah turun dari gunung Depok tersebut.

Ia menjelaskan, masih ada lima orang rekannya yang tersesat dan kehabisan bahan logistik saat melakukan pendakian untuk mencari kayu alim sejak tanggal 5 Desember 2016 di wilayah pegunungan Perkison, Agara.

Mereka yang berjumlah enam orang bersama-sama berangkat menuju pegunungan Depok dengan maksud untuk mencari kayu alim yang nantinya akan diperjual belikan untuk menambah perekonomian keluarganya.

Setelah mengikuti perjalanan selama sekitar 21 hari, mereka telah tersesat di tengah hutan belantara, serta kondisi mereka saat itu telah kehabisan bahan logistik yang dibawa dan kemudian memutuskan untuk menghentikan perjalanan dan mendirikan tenda untuk berteduh.

Melihat kondisi tersebut, Ayuman, memutuskan untuk kembali berjalan ke kampung untuk mencari bantuan.

Kemudian sekitar satu jam setelah keberangkatan Ayuman disusul oleh Arta, sementara 4 orang rekan yang lainnya menunggu di tenda karena kelelahan dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan lagi.

Saat dalam perjalanan, Arta memanggil-manggil dan mencari Ayuman rekan korban untuk berjalan bersama menuju pemukiman di Kutacane, namun tidak ketemu juga.

Setelah melakukan perjalanan selama sekitar lima hari lima malam dengan cara menyusuri sungai dan gunung yang tinggi, terjal dan mendaki, pada tanggal 31 Desember 2016 sekitar pukul 18.00 WIB, Arta tiba dengan selamat di Desa Peranginan Kecamatan Badar, Agara.

Arta langsung tidak sadarkan diri kerena mengalami kelelahan yang kemudian di temukan dan ditolong oleh masyarakat setempat. Kemudian warga melaporkan kejadian itu kepada pihak Basarnas. [Serambi]

Related posts