Tempat-tempat bersejarah di Sabang yang bisa Anda kunjungi

Terowongan Jepang di Sabang. (ariafirdaus.blogspot.com)

SABANG merupakan salah satu pulau yang terletak paling barat di Indonesia, selain tempatnya yang begitu indah dan pemandangan lautnya yang begitu eksotis, ternyata Sabang banyak menyimpan peninggalan sejarah dari masa ke masa.

Hal itu disebabkan karena Sabang memiliki tempat yang begitu strategis berbatasan langsung dengan Selat Malaka di sebelah utara dan timur, dan Samudera Indonesia di sebelah selatan dan barat.

Secara garis besar, sejarah Sabang di mulai dari Kerajaan Aceh, setelah itu masuknya masa Kolonial Belanda, dan pada tahun 1942 berpindah alih pada masa Jepang.

Hingga saat ini peninggalan sejarah tersebut masih bisa kita jumpai berupa bangunan yang menjadi bukti para penjajah pernah menetap di Sabang.

Jika para wisatawan berkunjung ke kota yang berada di Pulau Weh ini, bukan hanya keindahan pemandangan alam yang bisa anda temui, tapi peninggalan sejarah juga tidak kalah menariknya.

Berikut beberapa tempat peninggalan sejarah di Sabang yang bisa Anda kunjungi:

1. Terowongan Jepang

Terowongan-terowongan yang dibangun pada masa pendudukan Jepang Ini terdapat di Kelurahan Aneuk Laot, Kecamatan Suka Karya, tepatnya di daerah perbukitan pada tepi jalan menuju Iboih.

Terowongan Jepang di Sabang. (ariafirdaus.blogspot.com)

Dari sumber Balai Pelestarian Cagar Budaya Banda Aceh, terowongan itu berjumlah tiga buah dengan letak yang saling berdekatan jaraknya antara 50 meter. Pintu masuk menghadap timur dan berbentuk setengah busur, selain itu di ujung lorong setiap terowongan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

Terowongan ini bisa menembus perut bumi sepanjang 27 meter dan bagian lorongnya yang berukuran 2 meter dan tinggi 2 meter di bangun dari bahan bata dan semen, sedangkan bagian atapnya berupa beton cor.

2. Komplek Benteng Baterai A

Benteng ini terletak di Kelurahan Cot Ba’u, Kecamatan Suka Karya. Di dalam benteng tersebut terdapat benteng dengan beberapa elemen berupa bangunan induk, bangunan pengintaian, tangga, bak air, dan meriam-meriam sebagai alat untuk siaga persenjataan saat perang.

Benteng Baterai A di Sabang. (Dok. BPCB Aceh)

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Banda Aceh bahwa benteng bangunan pertahanan itu dulunya berfungsi sebagai penjara bagi tawanan perang, dan posisi komplek Benteng Baterai A tersebut sangat strategis dan terlindung di bawah tanah.

Bangunan itu berukuran panjang 13,50 meter, dan lebar 6,30 meter, tinggi 3,30 meter, dan memiliki dinding setebal 40 cm.

Benteng Baterai A tersebut juga dilengkapi dengan tiga buah bangunan pengintai, dua di antaranya terletak di bagian barat benteng, dan satunya lagi di bagian utara benteng.

Ketiga bangunan tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama, berdenah persegi enam dengan tinggi 1,95 meter. Kemudian pada sisi barat terdapat terdapat juga lubang pengintai bagi musuhnya berbentuk persegi panjang dengan panjang 35 cm dan lebar 20 cm.

Pada benteng itu, juga terdapat pula dua buah susunan tangga yang masing-masing terletak tepat di pintu masuk benteng yang menghadap ke arah barat, serta tangga menuju bai air berukuran panjang 650 cm dan lebar 270 cm.

3. Meriam di Komplek Benteng Baterai A

Setelah melewati Benteng Baterai A anda juga akan melihat lansung meriam peninggalan masa Jepang. Dalam komplek benteng tersebut terdapat meriam yang dipakai sebagai alat persenjataan tentara Jepang pada masa itu.

Letak meriam tersebut tepat di sisi lorong benteng, ukuran meriamnya yaitu panjang 4,80 meter, dan lebar 50 cm.

4. Komplek Makam Kolonial

Komplek makam masa kolonial Belanda ini berlokasi di bagian timur perkampungan dalam wilayah Desa Kota Atas, Kecamatan Suka Karya, tepatnya berada di jalan R Suprapto.

Kompleks makam kolonial yang salah satunya dihuni Pahlawan Perancis pada Perang Dunia I. (Pikiran Merdeka/Yudi Randa)

Areal ini memiliki luas 55 meter x 47 meter dengan jumlah makam 114 makam, dan dibangun dari bata serta semen.

Makam tersebut memiliki bentuk yang bervariasi, seperti makam papan batu, makam salib, dan makam tugu.

Itulah beberapa tempat sejarah di wilayah Sabang, Pulau Weh, Aceh yang bisa kami rekomendasikan untuk anda bagi para pecinta sejarah. [Fahzian Aldevan]

Related posts