Masyarakat Aceh harus terima kemajemukan berdemokrasi

Ilustrasi pilkada. (Merdeka)

Langsa (KANALACEH.COM) – Panitia Pengawas Pemilihan  (Panwaslih) Kota Langsa, Agus Syahputra mengatakan bahwa, bercermin dari penyelenggaraan Pilkada serentak 2015 lalu, Provinsi Aceh belum bisa menerima kemajemukan dalam memilih pemimpin.

Sebab, katanya, masyarakat yang maju adalah bisa menerima kemajemukan, termasuk majemuk dalam menentukan pilihan sosok yang akan menjadi pemimpin.

Hal itu disampaikan Agus usai menjadi pemateri pada acara serasehan Pilkada Aceh 2017 dengan tema “Aku Memilih dengan Hati” di Aula Cakra Donya, Langsa, Rabu (11/1).

Agus menambahkan, Pilkada Jawa Timur pada 2015 lalu dengan penduduk mencapai 38 juta jiwa penyelenggaraannya bisa kondusif.

“Dibandingkan Aceh yang penduduknya hanya 4 juta jiwa, tapi tahapan Pilkada 2017 tidak kondusif,” ujarnya.

Menurutnya, kisruh yang terjadi di Aceh selama pesta demokrasi lima tahunan ini disebabkan oleh karenanya masyarakat belum bisa membedakan antara fanatisme dengan kemajemukan berdemokrasi.

“Seharusnya seberapapun fanatisme mereka kepada sosok kandidat yang didukung, akan tetapi para masyarakat dan timses ini juga harus menghargai pilihan atau dukungan orang lain walaupun berbeda,” katanya. [Randi/rel]

Related posts