Indonesia tekan OKI bantu selesaikan konflik Rohingya

Menlu RI, Retno Marsudi. (Kompas)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya Organisasi Kerja Sama Islam untuk membantu pembangunan inklusif di Rakhine, Myanmar, sebagai salah satu upaya penyelesaian konflik Rohingya.

Hal ini bakal disampaikan Menlu RI Retno Marsudi di Konferensi Luar Biasa Tingkat Menteri OKI yang rencananya digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (19/1). Pertemuan ini digelar guna membahas situasi keamanan di Rakhine.

“Pesan utama Indonesia dalam pertemuan ini untuk mendorong OKI untuk mengambil langkah konstruktif dalam mendukung Myanmar menyelesaikan masalah di Rakhine,” kata Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Natsir, Rabu (18/1).

Dalam pertemuan itu, ucap Arrmanatha, Indonesia juga akan mendorong OKI untuk mulai berkordinasi dengan ASEAN dalam membantu Myanmar menyelesaikan masalah kemanusian secara lebih komperehensif lagi.

“Situasi keamanan di Rakhine dan etnis Rohingya menjadi agenda utama dalam pertemuan OKI kali ini. Sejak 2012 lalu, OKI memiliki focus group yang selalu membahas secara rutin isu Rohingya,” ujarnya.

Arrmanatha berujar, KTM ini akan membahas posisi dan langkah konkret OKI dalam menanggapi masalah kemanusiaan yang tengah terjadi di Myanmar dan kerap menargetkan kaum Muslim di negara itu.

Dia juga mengatakan, pertemuan kali ini diharapkan bisa menghasilkan komunike bersama yang memuat langkah kedepan OKI untuk membantu Myanmar. Selain itu, akan ada resolusi bersama yang diadopsi untuk menegaskan posisi politis OKI dalam menanggapi permasalahan di Rakhine.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi apakah perwakilan dari Myanmar akan turut hadir dalam KTM ini. Terlebih, pertemuan ini sebenarnya khusus untuk anggota OKI, sementara negara yang sedang dilanda konflik itu bukan salah satu anggota.

Sejak penyerangan pos perbatasan di Rakhine 9 Oktober lalu, militer Myanmar kerap mengincar etnis Rohingya sebagai sasaran operasi dan menuduh mereka sebagai “teroris Rohingya.”

Bentrokan setidaknya telah menewaskan lebih dari 80 orang dan memaksa ribuan lainnya melarikan diri keluar Myanmar. Kejadian ini disebut sebagai yang terparah sejak aksi kekerasan sektarian oleh kelompok Buddha radikal terhadap Rohingya pada 2012 lalu. [CNN]

Related posts