Sisik ikan gurame bisa cegah gigi berlubang

Ilustrasi - Budidaya ikan gurame.

Sleman (KANALACEH.COM) – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM, Diana Fitri Muslimah dan Adityakrisna Yoshi Putra Wigianto menemukan potensi baru dari sisik ikan gurame.

Dimana sisik ikan air tawar tersebut dapat dijadikan bahan remineralisasi pencegah gigi berlubang.

Dalam paper berjudul The Effect of Nanocalcium Paste form Osphronemus Goramy L. Scale for Remineralizing White Spot Lesion, mereka menjelaskan bahwa sisik ikan gurame memiliki kandungan kalsium yang sangat tinggi. Senyawa ini memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya proses pelubangan pada gigi.

“Sisik ikan gurame ini mengandung kalsium lebih tinggi dibanding dengan sisik ikan lain,” kata Adit, Senin (23/1).

Sisik ikan gurame sendiri memiliki senyawa kalsium sebesar 7,5 persen. Sedangkan sisik ikan lain hanya memiliki kandungan mineral secara keseluruhan sebanyak 2 persen saja.

Adit mengatakan, selama ini sisik ikan gurame belum banyak dimanfaatkan untuk keperluan medis biomedis. Kebanyakan baru digunakan sebagai bahan kerajinan.

Maka itu ia dan Diana berupaya memunculkan potensi baru yang dapat dimanfaatkan oleh dunia kesehatan.

Pemanfaatan limbah sisik ikan gurame dilakukan dengan mengolahnya menjadi pasta nano kalsium.

Proses pembuatan pasta ini dilakukan dengan mengolah sisik ikan gurame ke dalam bentuk serbuk berukuran nano untuk memudahkan proses remineralisasi.

Selanjutnya, serbuk yang didapat dicampur dengan gliserin hingga berbentuk pasta. Diana menyampaikan, khasiat pasta sisik ikan guram ini telah diuji coba pada gigi marmut Cavia cobaya.

Hasilnya, pasta ini mampu mencegah gigi berlubang seperti halnya dengan bahan remineralisasi yang ada di pasaran.

“Dari uji kadar kalsium dan fosfat menunjukkan pasta sisik ikan gurame mampu meningkatkan kadar mineral gigi hingga 30 persen,” papar Diana.

Menurutnya, pasta nano kalsium berbahan sisik ikan gurame masih berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Terlebih ketersediaan sisik ikan gurame sangat melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal.

Berkat inivasi ini, Adit dan Diana berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi riset mahasiswa kedokteran gigi tingkat ASEAN, yakni Dental Student Research Competition 2017.

Kompetisi yang digelar di FKG UGM pada 14 Januari ini diikuti 29 tim dari sejumlah perguruan tinggi yang berasal dari berbagai negara ASEAN. [Republika]

Related posts