Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Sabang merupakan salah satu kawasan perdagangan bebas yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Namun keberadaan kawasan bebas Sabang tidak seperti yang diharapkan oleh masyarakat Aceh dan para investor. Berbagai permasalahan seakan tak kunjung selesai dalam membangun pulau paling barat Indonesia tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan Aceh (Lemkaspa), Samsul Bahri dalam siaran persnya kepada Kanalaceh.com, Kamis (27/4).
Ia menjelaskan bahwa Pulau Weh merupakan salah satu pulau paling barat Indonesia, dan merupakan titik nol Indonesia. Namun semenjak puluhan tahun pulau paling barat Indonesia seakan mati suri oleh pembangunan.
“Padahal sejarah kejayaan Pulau Weh atau yang lebih dikenal Sabang telah terukir semenjak masa penjajahan kolonia Belanda,” ujarnya.
Samsul menambahkan berdasarkan beberapa catatan sejarah, keberadaan Pulau Weh sangat strategis baik secara geopolitik, perdagangan dan keamanan wilayah barat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namum kurangnya arah pembangunan dalam memaksimalkan kawasan bebas Sabang, telah menyebabkan daerah yang diplot sebagai kawasan perdagangan bebas mati suri.
Samsul yang juga merupakan putra Sabang mengharapkan kepada Gubernur Aceh terpilih periode 2017-2022, Irwandi Yusuf untuk segera membangun kembali Sabang ke arah yang lebih maju.
Dia menjelaskan, setidaknya ked epan keadaan kawasan Sabang benar-benar memberi dampak terhadap perekonomian masyarakat. Selain memaksimal kembali kawasan perdagangan bebas Sabang, ada hubungan kerja sama antar pengusaha-pengusaha dari luar negeri untuk melakukan investasi ke Sabang khususnya dalam sektor parawisata.
“Mengingat selama ini kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara ke Sabang sudah mengalami peningkatan,” kata Samsul. [Aidil/rel]
