Bertani kakao asuransi bagi pemuda Aceh

Bertani kakao asuransi bagi pemuda Aceh
(ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Aceh yang memiliki lahan dan tanah yang begitu subur, tentunya sektor pertanian dan perkebunan sangat memberikan peluang besar untuk dapat dimanfaatkan.

Seperti budidaya pertanian di bidang kakao atau coklat yang selama ini banyak terdapat di Aceh. Seperti halnya yang dilakukan oleh Wahyu Saputra, salah seorang pengusaha muda di Aceh. Ia mengatakan bahwa budidaya kakao atau coklat sangatlah memiliki prospek yang besar apabila digeluti oleh para pemuda.

Memiliki 3 hektar lahan miliknya yang ditanami coklat di kawasan Saree Aceh Besar selama ini, telah memberikan hasil yang lumayan besar. “Alhamdulillah lahan saya yang di Saree Aceh Besar saat ini mampu melakukan panen 3 hingga 4 kali dalam setahun, dan sekali panen bisa mencapai satu ton,” kata Wahyu, Jumat (19/5).

Menurutnya, pengelolaan lahan kakao tidaklah serumit yang dibayangkan, yang terpenting adalah semangat bekerja dan juga semangat untuk terus belajar.

“Saran saya, bagi yang ingin mencoba menanam kakao yang pertama adalah harus mempelajari tanaman coklat itu sendiri, dan juga mampu membaca pasar,” lanjutnya.

Hasil dari Kakao ini cukup lumayan, apalagi jenis tanaman coklat tidak mengenal musim dan dapat berbuah kapan saja, yang terpenting adalah telaten dan terus belajar.

“Kalau tanamannya sudah produktif, ya tinggal perawatan saja.” katanya.

Untuk hasil panennya, Wahyu mengatakan bahwa dalam satu hektar kebun coklat dapat dipanen 3 hingga 4 kali dan menghasilkan 3 hingga 5 ton dalam setahun. Sedangkan untuk harga jualnya rata-rata sekitar Rp20 ribu per kilo, jika ada 4 ton maka setahun proyeksinya bisa mencapai  Rp80 juta pertahun.

Memang ada beberapa tantangan dalam menanam coklat, seperti persoalan hama dan juga curah hujan, namun hal itu dapat disiasati dengan pemberian pupuk dan juga perawatan yang bagus.

Pengurus Kadin Aceh ini sangat menyarankan agar pemuda memiliki semangat untuk bertani atau berkebun.

“Bertani itu adalah hal yang mudah, para orang-orang tua kita sejak dulu telah melakukannya. Daripada kita duduk di warung kopi berjam-jam tanpa kegiatan yang positif, alangkah lebih baiknya kita mencangkul. Memang bekerja itu lelah, namun lebih baik lelah sekarang dan kemudia menikmati hasil,” jelas Wahyu.

Selain itu, menurutnya bertani dan berkebun itu dapat menjadi ATM berjalan. “Jelas sekali apa yang kita tanam itu adalah ATM berjalan atau asuransi yang saat kita perlukan bisa kita ambil hasilnya,” kata mantan pengurus HIPMI Aceh itu. [Randi/rel]   

Related posts