Kesenjangan Sosial dinilai memantik konflik di Tanah Air

Kesenjangan Sosial dinilai memantik konflik di Tanah Air
Mahfud MD. (Media Indonesia)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD menilai, persoalan yang terjadi saat ini bukan karena persoalan keyakinan. Melainkan akibat kesenjangan sosial dan ketidakadilan dalam penegakan hukum.

“Lalu, orang pengikut yang mainstream tadi ikut menumpang dan yang ekstrem ikut protes,” ujar Mahfud, dalam pertemuan tokoh nasional di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, (13/6).

Mahfud menilai, ada sekelompok kecil yang merasa kelompoknya harus dominan di negeri ini karena kelompoknya dianggap terbesar secara sosial.

“Ada sekelompok kecil orang Islam, membuat garis perjuangan. Kalau umat Islam mainstream tidak begitu. Seperti NU dan Muhammadiyah. Tidak ada masalah dengan Pancasila, tidak ada saling dominan. Ini negara kekeluargaan dan gotong royong,” kata Mahfud.

Mahfud mengatakan, menjadi umat Islam di Indonesia sangat nyaman dibanding di Arab Saudi. Menurutnya di Arab Saudi tidak memiliki majelis ta’lim. Pengajian sangat resmi di sana. Di Indonesia menjalankan kegiatan keagamaan enak, hubungan personal sangat enak.

“Yang tidak Islam pun sudah terbiasa memakai istilah dalam Islam. Seperti kata insyaAllah, alhamdulilah, atau assalamu’alaikum. Sudah biasa dan tidak merasa berat mengatakan,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah, mengatakan bahwa saat ini terjadi rasa saling tidak percaya dan tersakiti. Kedua perasaan itu cukup kuat, bahkan hingga lingkungan RT/RW.

“Ini menunjukkan keterbelahan hingga ke bawah. Harus dilakukan sesuatu untuk menurunkan suhu sosial-politik. Kalau sudah normal, baru dicari sakitnya apa,” kata Gus Solah. [Metrotvnews]

Related posts