Kepala BNPT Aceh: ini penyebab ada kampus terpengaruh radikalisme

(ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kepala BNPT Aceh, Prof Yusni Sabi menyebut adanya oknom kampus yang terpengaruh radikalisasi, diantaranya karena tumbuhnya pemahaman seolah-olah ketika ada ketidakberesan maka agama dipakai untuk menghamtam ketidakberesen itu.

“Agama pada masanya pernah kita pakai untuk melawan penjajah, dan ini klop dan pas porsinya,” sebut Yusni Sabi saat menyampaikan pidato fenomenologi  deradikalisasi di dunia kampus yang diselenggarakan oleh Lingkar Publik Institut (LPI) di 3 in 1, Selasa (20/6).

Akan tetapi, kata Yusni Sabi, jika sudah merdeka lalu masih menggunakan  agama untuk menggayang republik maka sudah tidak di atas rel lagi. Menurutnya, ada lima tujuan bersyariah, yaitu menjaga akal, diri, harta, keturunan, lingkungan dan menjaga agama. “Saya ingin tekankan apa makna menjaga ad-din,” sebutnya.

Ia menjelaskan, sebahagian ulama memaknainya sebagai menjaga agama. “Disinilah terjadi perbedaan pandangan. Ada yang berpandangan ad-din itu agama (Islam) dan dalam kajian mikro, dan secara mikro ada yang memaknai ad-din sebagai kepemimpinan atau sistem,” jelasnya.

Masing-masing negara Islam yang tergabung dalam OKI, kata dia, memiliki sistem yang berbeda-beda, dan Indonesia menganut negara Pancasila. “Ini ad-din kita, hasil kesepakatan yang harus kita jaga,” tegasnya.

Yusni Sabi mencotohkan konstitusi madinah sebagai “ad-din” yang diikuti oleh semua kelompok yang bersepakat untuk mengikutinya.

Yusni Sabi mengajak untuk menjaga konsep negara Republik Indonesia agar tidak lemah, sebab jika negara lemah maka tidak bisa menjalankan tugasnya, seperti memberantas korupsi dan melindungi lingkungan.

Ia juga mengajak mahasiswa untuk menghimpun energi kebaikan agar Aceh menjadi kuat. “Jika Aceh kuat maka Aceh akan berwibawa. Jika tidak berwibawa untuk apa, jadi permainan orang saja. Jika Acdh kuat maka republik Indonesia juga kuat sehingga punya bargaining di dunia internasional,” pungkasnya. [Randi/rel]

Related posts