Buku Jenderal Mayor Amir Husin Al-Mujahid diluncurkan di Unsyiah

Buku Jenderal Mayor Amir Husin Al-Mujahid diluncurkan di Unsyiah
Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rijal sebagai keynote speaker dalam peluncuran Buku biografi Jenderal Mayor Amir Husin Al-Mujahid: Aku Tetap Konsisten Terhadap Pesan Khusus Sultan Aceh Terakhir” di Balai Senat Unsyiah, Senin (2/10). (Humas Unsyiah)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Buku biografi Jenderal Mayor Amir Husin Al-Mujahid: Aku Tetap Konsisten Terhadap Pesan Khusus Sultan Aceh Terakhir”, yang ditulis oleh DR Ahmad Fauzi, M Ag resmi diluncurkan di Balai Senat Unsyiah, Senin (2/10).

Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal yang hadir sebagai keynote speaker mengatakan, buku ini menarik untuk dibaca karena merupakan bukti perjuangan Amir Husin dari berbagai dimensi sejarah. Amir Husin juga merupakan tokoh Aceh yang fenomenal dalam keunikan karakternya.

“Konon, sejak muda beliau telah muncul jiwa kepemimpinannya untuk memimpin temannya dan kelebihan beliau berani untuk membela kebenaran, cerdik, serta setia dalam perjuangan,” katanya.

Samsul menambahkan, bakat kepemimpinan telah ada dalam diri Amir Husin sejak muda yaitu saat ia menjabat Ketua Pemuda PUSA (Persatuan Seluruh Ulama Aceh), yang kala itu ketua PUSA adalah Tgk Muhammad Daud Bereueh.

Bahkan, lanjutnya, Amir Husin juga turun ambil bagian dalam perjuangan. Ia menjadi Tentara Perjuangan Rakyat dalam menghalau pro kolonial.

“Peran beliau dalam melahirkan Daerah Istimewa Aceh di masa lalu, patut dicontoh generasi muda Aceh terutama para mahasiswa,” ungkap Samsul.

Amir Husin juga merupakan tokoh kharismatik yang dikenal di seluruh Aceh dan Sumatera Utara. Hal ini menurutnya, karena sifat dan keunikan kepemimpinannya. Guyonan dan kecerdikannya juga mengandung falsafah yang menarik.

Dia menambahkan, jasanya untuk tanah air saat melindungi dan memobilisasi kembali Pangkalan Berandan sebagai cikal bakal PT.Pertamina juga patut dikenang. Sebab menurut Rektor, jasanya itu merupakan bagian dari modal awal membangun Republik Indonesia.

“Karena di awal kemerdekaan, Belanda masih berupaya menguasai kembali penyulingan minyak Berandan,” ungkap Samsul.

Hadir sebagai pembedah dari buku terbitan Pade Books ini M Alkaf (Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy), Barlian AW (Budayawan Aceh), dan Abdullah Puteh (Gubernur Aceh periode 2000-2004). Selain itu, turut hadir pula sejumlah tokoh Aceh, pemuda, dan puluhan mahasiswa yang antusias mengikuti hingga usai acara. [Aidil/rel]

Related posts