Harga gabah di Abdya turun, Petani: Pasti ulah agen

Harga gabah di Abdya turun, Petani: Pasti ulah agen
Para petani di Abdya mengangkut hasil panen padi, Kamis (29/3). (Kanal Aceh/Jimi Pratama)

Blangpidie (KANALACEH.COM) – Harga padi dan gabah disejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai turun, seiring meluasnya panen padi di kabupaten tersebut. Akibatnya, para petani menjerit dan meminta kepada pemerintah agar bisa membantu petani menstabilkan harga gabah.

Pantauan Kanalaceh.com di sejumlah lokasi, Kamis(29/3), panen padi sudah berlangsung di Kecamatan Lembah Sabil, Manggeng, Tangan-tangan, Blangpidie dan Susoh. Sementara kecamatan lain dalam waktu dekat juga akan memanen padi musim rendengan tahun ini.

Irhas, seorang petani yang ditemui Kanalaceh.com mengatakan, saat pertama sekali panen harga gabah berkisar Rp 5.500 per kilogram hingga Rp 5.600 per kilogram untuk jenis padi yang dipotong manual dengan tangan. Kalau dengan mesin hanya Rp 4.800 per kilogram hingga Rp 4.900 per kilogram.

Namun sekarang ketika panen sudah mulai meluas hampir di seluruh kecamatan, harga gabah mulai turun menjadi Rp 4.800 per kilogram. Kalau dipotong manual, sementara kalau mengunakan mesin Rp 4.500 per kilogram.

“Ini jelas membuat petani gelisah, karena baru beberapa pekan panen, tapi sudah murah harganya. Apalagi kalau panen sudah hampir habis saya rasa harga akan lebih anjlok,” kata Irhas.

Dikatakannya, akibat turunnya harga gabah itu jelas membuat petani terpukul karena mereka harus membayar berbagai ongkos untuk pihak ketiga. Baik ongkos tanam padi, ongkos rontok padi, ongkos potong hingga ongkos angkut gabah ke daratan.

“Memang sih tidak rugi tapi pendapatan petani menurun karena harga gabah sudah turun, seharusnya tidak turun dulu,” jelas Irhas.

Menurutnya, kejadian seperti ini selalu terjadi di Abdya dan belum ada pihak yang mau membantu petani untuk mengantisipasi turunnya harga padi.

“Kita tidak tahu kenapa bisa turun secepat ini. Padahal harga di luar masih mahal. Saya yakin ini pasti ulah agen padi yang bermain untuk mencari laba lebih besar,” katanya.

Petani dari Kecamatan Susoh, Bakhtiar mengungkapkan bahwa jika panen padi sudah berlangsung di Abdya maka agen-agen luar sudah mulai turun dengan membawa sejumlah truk besar, untuk mengangkut padi ke luar kabupaten Abdya.

“Saya pernah bertanya, agen luar mau membeli gabah dengan harga mahal, tapi kenapa di lapangan harga bisa lebih murah? Jelas sekali ini perbuatan agen-agen lokal yang bermain dengan mengambil keuntungan dari agen luar tersebut. Artinya, mereka mencari gabah dengan harga murah dan menjualnya dengan harga tinggi untuk agen luar itu,” ungkap Bakhtiar.

Kedua petani itu berharap pemerintah melalui dinas terkait untuk dapat mengontrol harga gabah di sejumlah kecamatan, terutama dari para ulah agen yang bermain dengan harga gabah petani sesuka hati. [Jimi Pratama]

Related posts