120 tenant siap sajikan hidangan istimewa di Aceh Culinary Festival 2018

(indopos.co.id)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Anda belum punya jadwal saat weekend ini? Segera merapat atau pesan tiket ke Provinsi Aceh. Karena sebentar lagi perhelatan Aceh Culinary Festival siap digelar di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, 4 hingga 6 Mei 2018. Sebanyak 120 tenant makanan khas Aceh hingga nusantara siap memanjakan lidah Anda.

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Aceh, Amiruddin mengatakan, akan ada 120 tenant yang akan hadir selama tiga hari mulai Jum’at (4/5) malam hingga Minggu (6/5) malam waktu setempat. Dari 120 tenant dengan 300 varian makanan tersebut akan terbagi mulai dari Zona Aceh Traditional Markwt akan ada 30 tenant.

Lalu 12 tenant yang menyajikan penganan khas nusantara di Zona Nusantara Delight. Ada juga 12 tenant kopi, coklat dan minuman segar, 10 tenant jajanan kekinian, serta 12 tenant asosiasi komunitas hobi dan pemerhati kuliner.

“Karena keterbatasan kapasitas, dari 138 tenant yang mendaftar, panitia menyeleksi dan meloloskan 120 tenant untuk mengisi Aceh Culinary Festival 2018,” ujar Amirruddin seperti dilansir laman Indopos.co.id, Sabtu (5/5).

Festival yang mengusung tema “New traditional: look good, taste good”  salah satu unggulan dalam 100 even wisata wonderful Indonesia yang diluncurkan Kementerian Pariwisata.

Tidak hanya itu, lanjut Amirruddin, lebih dari 100 pelaku usaha kuliner, pengamat, serta komunitas penikmat dan hobi, akan berpartisipasi dalam even tahunan guna melestarikan budaya kuliner Aceh.

“Mereka akan menciptakan berbagai menu inovasi yang menggabungkan cita rasa Aceh dengan berbagai unsur kuliner dunia. Sederet chef ternama akan unjuk kebolehan inovasi dan kreasinya dalam mengolah kuliner khas Aceh menjadi sajian yang memiliki tampilan yang lebih premium, dalam balutan konsep fine dining” ujarnya.

Selain menu-menu tradisional Aceh, festival juga memberikan perhatian khusus pada fusion food atau perkawinan citarasa Aceh dengan berbagai jenis kuliner dari seluruh belahan dunia. Tercatat 36 tenant yang akan menawarkan inovasi menu Aceh di zona Fusion Food Market, zona dengan daya tampung terbesar di Aceh Culinary Festival tahun ini.

“Di zona ini, pengunjung bisa menikmati ragam inovasi rasa seperti leughok keju, pie asoe kaya, kimbap sunti, roti canai kuah pliek u, nasi goreng, kopi, smoothie bowl pisang thok, sushi engkot tumeh, klapertart boh nipah, turn over keumamah, dan bermacam kelezatan lainnya,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuti menambahkan, etalase Aceh Culinary Festival 2018 semakin berwarna. Sebab, ada skill memasak ala chef dengan kemampuan gastronomy molecular hingga standar Michelin Star (penghargaan di bidang kuliner kelas dunia).

Dalam acara tersebut juga ada sejumlah kegiatan lain dan aneka lomba. Di antaranya Workshop food stylist, food photography, dan food preneur yang menghadirkan pakar dan praktisi yang ahli di bidangnya. Workshop itu digelar secara gratis bagi pengunjung yang mendaftar.

“Selain itu, kenduri tetap menjadi suguhan wajib. Bagi pengunjung yang beruntung, aneka ragam hidangan khas Aceh dapat dinikmati secara gratis, selama persediaan masih ada,” ujarnya.

Bagi yang ingin menjajal kemampuan food photography dan food stylist, jangan lewatkan berbagai kompetisi food photography tematik dan food styling challenge. Lomba yang digelar di lokasi acara setiap hari itu memperebutkan hadiah jutaan rupiah.

Festival kali ini akan semakin meriah dengan penampilan berbagai pertunjukan seni budaya Aceh. Penyanyi dan penulis lagu berbakat Indonesia, hingga kelompok musik Fusion Ethnic yang kiprahnya sudah sampai ke panggung Java Jazz yang diluncurkan Kementerian Pariwisata juga akan memeriahkan even tersebut.

“Kuliner dari Aceh ini terkenal nikmatnya. Tinggal dibutuhkan kemasan agar menjadi lebih menarik. Untuk membuat makanan ini menjadi lebih menarik, maka Aceh Culinary Festival ini adalah tempatnya. Para mentor yang akan membagikan ilmunya kalibernya sudah dunia,” terang Esthy.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kuliner itu adalah produk budaya yang kuat. Kuliner Aceh cukup punya tempat di benak publik. “Memang ikon utama kuliner Indonesia itu soto. Lalu sate, nasi goreng, rendang dan gado-gado. Itulah yang dipromosikan di mancanegara. Tapi Aceh jjga memiliki kuliner dengan cita rasa tersendiri,” kata Menpar Arief Yahya. []

Related posts