Pengangguran di Aceh turun 18 ribu orang

Ilustrasi.

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Jumlah pengangguran di Aceh menurun sekitar 18 ribu orang dalam setahun terkahir, sehingga kini total penduduk yang bekerja di Tanah Rencong tercatat sekitar 2,2 juta orang.

“Pengangguran di Februari tahun ini, ada 154 ribu orang. Angka itu, mengalami peurunan di Februari 2017 sebesar 172 jiwa,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin seperti dilansir laman Antara, Senin (7/5).

Ia mengatakan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh pada Februari 2018 mencapai 6,55 persen, atau lebih rendah 0,84 persen dari TPT di Februari 2017 sebesar 7,39 persen.

Selama setahun terakhir, lanjutnya, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja sekitar 24 ribu orang, dari 2,33 juta orang tahun 2017 menjadi 2,35 orang lebih di tahun ini.

Begitu juga dengan jumlah penduduk yang bekerja bertambah 42 ribu orang, jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2017 yang tercatat 2,15 juta orang menjadi 2,2 juta orang tahun ini.

“Untuk sektor-sektor lapangan kerja yang mengalami peningkatan, seperti sektor pertanian adalah tertinggi sebesar 4,48 persen,” terang dia.

Ia melanjutkan, kemudian diikuti sektor kontruksi tercatat sekitar 0,54 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,41 persen, industri pengolahan 0,36 persen, pengadaan listrik, air, dan gas 0,18 persen, pertambangan 0,15 persen, dan lain sebagainya.

Penduduk yang bekerja di “Serambi Mekkah”, julukan lain bagi Aceh dapat diidentifikasi sesuai status pekerjaan, yakni sebesar 834 ribu orang atau 37,9 persen bekerja di sektor formal dan 1,366 juta orang atau 62,1 persen di sektor informal.

“Mereka bekerja berdasarkan pendidikan tertinggi setingkat SD ke bawah merupakan yang paling banyak, yakni 741 ribu orang atau 33,68 persen. SMA 557 ribu atau 25,31 persen, SMP 445 ribu atau 20,25 persen, diploma dan universitas total 345 ribu atau 15,69 persen, terakhir SMK sebanyak 112 ribu atau 5,08 persen,” terangnya.

“Untuk TPT tertinggi, yakni diploma 11,47 persen, dan universitas 9,67 persen. Sedangkan mereka yang SD ke bawah cuma 3,14 persen,” jelas Wahyudin. []

Related posts