Harga TBS masih rendah di Abdya

Parlemen Eropa tak ikhlas sawit Indonesia maju
Ilustrasi - Pekerja mengumpulkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil panen di Desa Seumanah Jaya, Rantoe Peureulak, Aceh Timur, Aceh, Minggu (9/10). (Antara Foto)

Blangpidie (KANALACEH.COM) – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di sejumlah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dalam dua pekan terakhir belum ada perubahan.

Harga sawit masih anjlok dan petani berharap supaya harga komoditas perkebunan itu bisa normal seperti semula.

“Belum ada perubahan masih anjlok. Sempat naik sedikit dulu tapi anjlok lagi,” kata Salbaini, seorang petani sawit di Kecamatan Babahrot, Senin (22/10)

Menurutnya, saat ini harga sawit di kabupaten itu berkisar Rp850- Rp 900/kilo, dan belum menyentuh angka Rp1.000. Harga seperti itu, kata dia, sudah berlangsung sangat lama dan harga sawit belum bergerak naik.

Ia berharap supaya harga sawit bisa kembali normal seperti dulu. Karena beberapa bulan yang lalu harga sawit mencapai Rp1.200 sampai Rp 1.300 per kilogram.

“Kita menginginkan harga sawit bisa seperti itu lagi. Karena kalau harga seperti ini jelas sangat meresahkan para petani,”kata Salbaini.

Menurutnya, jika harga sawit naik maka pendapatan petani bisa meningkat. Karena selama ini hasil dari penjualan sawit habis untuk membayar berbagai ongkos.

“Saya yang mewakili petani di Abdya sangat bersyukur kalau harga sawit naik. Karena sangat banyak manfaat dengan kenaikan ini, petani bisa leluasa membayar upah buruh dan berbagai ongkos. Sisanya cukup untuk petani. Tapi harga anjlok untuk membayar ongkos saja serba kekurangan,” ujarnya.

Untuk itu, sangat dibutuhkan perhatian dari pemerintah, agar mau mengawasi harga TBS dimaksud. Baik ditingkat agen maupun ditingkat gudang, karena dengan demikian agen atau tengkulak tidak bisa memainkan harga sawit. [Jimi Pratama]

Related posts