70% korupsi di Aceh terjadi di sektor pengadaan barang dan jasa

26 oknum PNS Aceh terlibat korupsi
ilustrasi korupsi.

 Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Sektor pengadaan barang dan jasa menjadi titik rawan korupsi yang terjadi di pemerintah provinsi Aceh. Berdasarkan hasil indeks persepsi yang dilakukan oleh Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh, 70 persen korupsi itu terjadi di sektor yang dananya bersumber dari Dana Otonomi Khusus (DOKA).

Usai operasi tangkap tangan (OTT) yang telah dilakukan KPK terhadap gubernur Aceh nonaktif Irwandi Yusuf, kini lembaga antirasuah itu akan mengawasi dan melakukan pencegahan terhadap tindakan korupsi yang terjadi di lingkungan pemerintah Provinsi Aceh.

“Kami sudah melakukan penindakan di Aceh maka sekarang sedang melakukan pencegahan salah satunya memperbaiki pengelolaan di sektor pengadaan barang jarang jasa, sistem perizinan, serta promosi mutasi jabatan, yang dianggap paling rawan terjadi indikasi korupsi.

Ini harus kita perbaiki, mudah-mudahan Aceh bisa lebih baik di masa akan datang,” kata Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif, seperti dilansir laman Kumparan.com, Jumat (16/11).

KPK telah menerima dokumen sejumlah laporan hasil temuan GeRAK Aceh. Salah satunya dugaan korupsi yang terjadi pada pembangunan pasar modern di kabupaten Aceh Barat Daya. Syarif mengatakan, kasus yang dilaporkan tersebut saat ini sedang ditangani Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh.

Berdasarkan hasil uji lab ditemukan fakta bahwa bangunan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi. Selain itu ditemukannya unsur pelanggaran berdasarkan keterangan Kajati Aceh. Ada empat sampai lima aliran dana yang dibuktikan dari hasil tim PPATK, bahwa ada aliran dana dari uang hasil proses yang diduga suap-menyuap atas pelaksanaan tender dalam proyek pengadaan pasar modern tersebut,” ucapnya.

Pada sesi terpisah, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah tak menampik korupsi yang terjadi di Aceh paling masif terjadi di sektor pengadaan barang dan jasa. Ia mengaku akan mendorong proses pengadaan untuk dilakukan secara elektronik untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan.

“Kenapa banyak terjadi penyimpangan di sektor ini ya karena ada hubungan personal di dalamnya. Oleh karena itu untuk mencegah adanya pelanggaran korupsi terjadi, pemerintah kini telah membuat e-katalog. Secara sederhana, kita mikirnya kalau dengan mesin bisa terminimalisir. Bagaimana paket-paket pelelangan itu dibuat e-katalog,” ucap Nova.

Dia mencontohkan, selama ini yang telah berlangsung secara e-katalog dalam hal pembelian mobil dan alat elektronik lainnya. Sektor tersbut tidak ada lagi indikasi korupsi karena urusannya sudah berhubungan dengan mesin dalam hal ini komputer.

“Dan ini akan kita perluas ke paket-paket lain. Memang agak sulit ketika ini masuk ke bangunan tetapi setelah kita konsultasi ke EKPP di Jakarta, ternyata bangunan itu bisa distandarkan terutama rumah layak huni. Kita juga mencari paket-paket lain yang bisa e-katalog untuk menghindari rawan korupsi lebih banyak,” imbuh Nova. []

Related posts