Catatan ODP: Tenang, Isolasi, Periksa

Ilustrasi. (Foto: Kronologi.id)

Sejak tiba di Banda Aceh pertengahan Maret, saya merasakan udara yang sangat panas. Sementara di Jakarta-Bogor hingga Maret masih dalam musim penghujan.

Saya menduga penyebab demam yang saya alami karena perubahan cuaca yang berimbas terhadap daya tahan tubuh. Hal ini juga diyakini istri saya yang seorang petugas kesehatan. Namun demikian, saya tetap siaga, mungkin saya terpapar Covid-19 tanpa gejala sesak nafas.

Penulis, Yopi Ilhamsyah.

Bersyukur, instansi tempat saya bekerja mengeluarkan himbauan bekerja dari rumah hingga akhir Mei. Sehingga saya dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. Saya terus memantau berita terkait korban Covid-19, terutama apakah ada penonton di Senayan dan Pakansari yang terinfeksi.

Syukurlah hingga kini belum ada kabar korban Covid-19 dari kalangan penonton yang menyaksikan langsung Shopee Liga 1 dari stadion baik di Jakarta-Bogor atau daerah lain di Indonesia.

Sejak di Bogor, saya sudah was-was karena berita Covid-19 yang diduga telah masuk ke Indonesia berhembus kencang. Banyak instansi pemerintah dan swasta di Jakarta dan Bogor yang telah mengeluarkan himbauan untuk menghindari kerumunan massa, mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer hingga menunda pertemuan dengan orang asing.

Benar saja tanggal 02 Maret, Presiden Jokowi mengumumkan dua kasus positif Covid-19 di Depok. Masih awal Maret, seorang pegawai Telkom Jakarta meninggal dunia karena Covid-19 di Cianjur Bogor. Beberapa meninggal dunia medio Maret sepulang seminar dari dua tempat di Bogor dalam rentang 25-29 Februari. Saya berasumsi, virus maut ini memang telah beredar sejak Februari di Jakarta-Bogor.

Menimbang riwayat perjalanan dan kondisi saya yang jatuh sakit dengan gejala mirip Covid-19, saya berpikir boleh jadi status saya orang dalam pemantauan (ODP), ada baiknya saya memeriksakan diri ke Rumah Sakit Zainoel Abidin (RSUZA), khawatir bertambah parah dan membahayakan orang-orang di sekitar saya. Sebelumnya, saya telah meminum obat Paratusin yang mengandung paracetamol namun belum juga reda.

Related posts