Bukber di Luar dan Tadarus Keliling di Aceh Dilarang Selama Ramadan

Ilustrasi, Buka puasa bersmaa. (foto: diuranl.id)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – MPU Aceh mengeluarkan Tausyiah bernomor 5 Tahun 2020 tentang pelaksanaan ibadah di bulan ramadan. Dalam Tausyiah itu, MPU meminta warga tidak melakukan buka puasa bersama di luar rumah.

Hal itu diberlakukan untuk menghindari kerumunan dan mencegah penularan virus corona (Covid-19) di Aceh.

Selain buka bersama, selama ramadan warga juga diminta untuk tidak melaksanakan kegiatan kenduri nuzulul qur’an, safari ramadhan, tadarus keliling gampong, qiyamullail keliling, sahur bersama, shubuh keliling, pawai takbiran, halal bi halal dan lainnya sementara waktu.

Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali menyebutkan, keputusan itu diambil dari pandangan tokoh, pejabat pemerintahan dan para ulama yang ada di Aceh. Melihat kondisi saat ini, kata Faisal, kegiatan yang dijelaskan tersebut diminta untuk tidak dilakukan.

Namun, lanjut Faisal, jika tadarus di masjid itu dibolehkan. “Kalau di Masjid tadarus, dibolehkan,” ujarnya, Selasa (21/4).

Sebelumnya, ada 13 poin dalam Tausyiah yang dikeluarkan MPU Aceh. Dalam poin itu juga mengatur soal salat tarawih. Dimana, MPU Aceh tidak melarang jika warga melaksanakan tarawih secara berjamaah di masjid.

“Terkait pelaksanaan ibadah bulan ramadan, jadi tetap salat tarawih berjamaah dilakukan seperti biasa di masjid,” ujar Faisal.

Namun, ada beberapa protokol kesehatan yang harus diterapkan oleh warga. Yaitu, ke masjid harus menggunakan masker dan membawa sajadah sendiri. Kemudian masjid diimbau tidak menggelar ambal. Kemudian, terkait jarak antarshaf, akan dikembalikan kebijakannya ke masjid-masjid. [Randi/rel]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Paguyuban masyarakat Aceh yang berada di Malaysia meminta Presiden Joko Widodo ( Jokowi) untuk memulangkan mereka ke tanah air. Hal itu menyusul pemberlakuan lockdown total oleh Pemerintah Malaysia sebulan terakhir. Sehingga mereka kesulitan mencari pekerjaan. “Banyak warga Aceh di Malaysia ini tidak punya pekerjaan lagi. Warung dan semua usaha tutup. Mereka juga tak bisa keluar rumah. Harap presiden membantu pemulangan,” kata Ketua Perkumpulan Masyarakat Aceh di Malaysia Bukhari, Selasa (21/4). Menurut data yang dimilikinya, saat ini tercatat 200.000 masyarakat Aceh berada di Malaysia. 80 persen di antaranya menyatakan ingin pulang ke tanah air. “Hanya 20 persen masyarakat Aceh di Malaysia yang kehidupan ekonominya sudah stabil. Selebihnya berharap upah harian atau bulanan. Ini sungguh mengkhawatirkan, mereka tak memiliki logistik lagi, hanya solidaritas berbagi sesama Aceh sekarang ini menyambung hidup mereka,” katanya. Bahkan, ada warga Aceh yang sudah mendatangi kantor Polisi Diraja Malaysia untuk meminta makanan. Mereka tak punya solusi lain, karena bekerja di pedalaman dan jauh dari komunitas Aceh lainnya. “Kami harap ini menjadi perhatian presiden,” pungkasnya. selanjutnya baca di www.kanalaceh.com #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #malaysia #paguyuban #dipulangkan #tanahair #kerja #lockdown #masyarakat #physicaldistancing #sosialdistancing

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts