Dana BLT Tak Disalurkan, Warga Susoh Abdya Segel Kantor Keuchik

Kantor Keucik Keude Palak Kerambil disegel warga. (Jimi pratama/Kanalaceh.com)

Blangpidie (KANALACEH.COM) – Masyarakat Gampong Keudai Susoh, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya) melakukan penyegelan terhadap kantor Keuchik, pada Senin (8/6).

Penyegelan tersebut diduga karena masyarakat kecewa belum disalurkannya dana Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Covid-19.

Tuha Peut Gampong Keudai Susoh, Dasruddin Darman mengatakan, selain terkait pencairan BLT Covid-19, masyarakat juga menilai bahwa selama ini Keuchik tidak transparan dalam mengelola Dana Desa semenjak tahun 2015 hingga 2020.

“Masyarakat geram, karena selama beliau menjabat tidak ada transparansi anggaran. Padahal seharusnya, setiap tahunnya selesai pelaksanaan kegiatan, Keuchik harus melakukan pertanggung jawaban paling tidak kepada Tuha Peut,” kata Dasruddin.

“Kalau gampong lain kita lihat laporan pertanggung jawaban langsung di depan umum, tapi keuchik kami tidak pernah melakukannya kepada Tuha Peut, apalagi sama masyarakat, dia hanya cukup laporan dari gampong ke Kabupaten,” tambah Darman.

Sementara itu, Keuchik Gampong Kedai Susoh, Sabri mengatakan, sebenarnya BLT Covid-19 bukan tidak disalurkan kepada masyarakat, akan tetapi ada provokator di gampong tersebut, semacam makar sehingga kepemimpinannya digoyang.

“Padahal saya melaksanakan tugas untuk masyarakat, bahkan uang pribadi Rp 14 juta saya korbankan untuk masyarakat, jadi untuk apa saya hambat BLT masyarakat, ungkap Sabri.

Ia juga menjelaskan, pihak gampong menyalurkan BLT Covid-19 bersumber dari DD, sementara, sekdes, bendahara dan operator gampong mengundurkan diri dari jabatannya. Padahal, kata dia, tahapan-tahapan sudah semua dilalui. Namun, tiba-tiba saat hendak membuat posko Covid-19 ada oknum Tuha Peut yang mempengaruhi anggotanya.

“Saat saya adakan rapat dengan masyarakat tiba-tiba Tuha Peut tidak datang, sehingga rapat saya batalkan,” kata Sabri.

Terkait tidak transparan mengelola DD sejak tahun 2015 hingga 2020, Sabri mengatakan, jika anggaran tahun 2015 sudah pernah diperiksa oleh Inspektorat. Ia juga mengaku, semua anggaran tersebut tidak pernah pegang, akan tetapi uang tersebut di pegang oleh TPK.

“Kalau masalah pengunduran Sekdes, bendahara dan operator gampong mengundurkan diri dari jabatannya secara mendadak, karena sudah ada trik dari sekelompok untuk meminta mereka mundur, bahkan saya sendiri juga disuruh mundur, sedangkan kesalahan saya tidak ada, padahal saya tidak makan uang, hanya saja yang saya ambil gaji sama tunjangan,” jelasnya. [Jimi Pratama]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, melepaskan sapi-sapi di kandang karantina Unit Pelayanan Terpadu Daerah Inseminasi Buatan dan Inkubator (UPTD-IBI) Saree, ke padang penggembalaan, yang juga berada di UPTD tersebut, Minggu (7/6). Kunjungan Plt Gubernur ke UPTD IBI Saree adalah untuk melihat secara langsung dan mendengarkan penjelasan dari Kepala Dinas Peternakan Aceh Rahmandi, terkait kondisi sapi-sapi di kandang karantina yang terlihat kurus. Sejumlah solusi dan langkah cepat pun berhasil dirumuskan dalam kunjungan hari ini. “Sapi-sapi yang kurang sehat dan terlihat kurus ini memang sapi-sapi yang sedang di karantina karena beberapa alasan, baik karena sakit maupun dalam masa penyesuaian. Ada sekitar 50 ekor. Nah untuk itu, ada penyelesaian-penyelesaian yang sedang kita rancang solusinya. Salah satunya hari ini kita lepaskan sapi-sapi ini ke padang penggembalaan seluas 9 hektar, yang berada di dalam komplek UPTD IBI Saree ini,” ujar Nova. Plt Gubernur menambahkan, beberapa upaya lain yang telah dirumuskan adalah mendistribusikan sapi-sapi ini ke masyarakat. Menyegerakan revisi anggaran pengadaan konsentrat, menjajaki kerjasama antar dinas, menjajaki kerjasama dengan kabupaten/kota dan kerjasama dengan Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki jurusan yang berkaitan dengan peternakan, pertanian dan perkebunan. Baca: Sapi di UPTD IBI Saree Over Kapasitas “Upaya lainnya adalah mendistribusikan sapi-sapi ini ke masyarakat, tapi kita harus menerbitkan Pergub terlebih dahulu. Insya Allah dalam seminggu ini akan kita terbitkan, berdasarkan Qanun Retribusi yang sudah ada,” ujarnya. Selain itu, sambung Nova, pakan tambahan berupa konsentrat juga dibutuhkan untuk penggemukan. Sembari menunggu revisi anggaran pengadaan konsentrat melalui lelang, kita bawa konsentrat dari peternakan di Ie Suum ke UPTD IBI Saree. Selengkapnya klik di www.kanalaceh.com atau swipe story #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #sare #peternakan #sapi #lembu #peternakan

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts