Ditanya Dewan Soal Transparansi Dana Covid-19, Begini Penjelasan Bupati Dulmusrid

Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid. (ist)

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Bupati Aceh Singkil Dulmusrid mengatakan, Pemerintah Aceh Singkil telah melakukan pengutamaan penggunaan anggaran kegiatan tertentu (refocusing) atau perubahan anggaran tahun 2020 sebesar Rp 14,7 miliar untuk penanganan Covid-19 dan pengamanan daya beli masyarakat serta perekonomian nasional.

Penggunaan anggaran Rp 14,7 miliar terdiri dari; belanja bidang kesehatan dan lain-lain sebesar Rp 7,2 miliar, penanganan dampak ekonomi Rp 1,5 miliar, penyediaan jaring pengaman sosial Rp 6 miliar.

“Terkait realisasinya; belanja bidang kesehatan dan lain-lain sebesar Rp 6,6 miliar, penanganan dampak ekonomi Rp 91 juta, penyediaan jaring pengaman sosial Rp 90,2 juta rupiah,” ungkapnya pada sidang paripurna di Gedung DPRK Aceh Singkil, Rabu (02/9).

Dia mengatakan itu untuk memberikan jawaban atas pandangan anggota dewan Aminullah Sagala dari Partai Aceh menyangkut transparansi penggunaan anggaran Covid-19 sebesar Rp 14,7 miliar.

Pandangan anggota dewan tersebut sebelumnya disampaikan dalam sidang paripurna pandangan anggota dewan terhadap pertanggungjawaban pelaksanaan APBK tahun anggaran 2019.

Selanjutnya, Dulmusrid juga menjawab pertanyaan dari Fairuz Akhyar mengenai realisasi dari visi Bupati, cerdas, sehat dan sejahtera.

Untuk visi cerdas, Dulmusrid mengatakan, Pemkab Aceh Singkil dalam tiga tahun terakhir selalu mengalokasikan anggaran pada sektor pendidikan sebesar 20 persen dari total APBK.

“Pada tahun 2019 Disdikbud menganggarkan 2,4 miliar untuk peningkatan mutu guru, sedang untuk peningkatan mutu siswa dianggarkan Rp 915 juta,”

Sehingga total anggaran untuk peningkatan mutu pendidikan berjumlah Rp 3,4 miliar atau 6 persen dari pagu anggaran APBK dan Otsus.

Dulmusrid pun menjelaskan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh Singkil dalam tiga tahun terakhir menunjukkan trend pertumbuhan. Sejak 2017 terjadi pertumbuhan 0,65 point pada tahun 2018 dan 0,89 point pada 2019.

“Pertumbuhan tersebut memang masih berada dibawah angka rata-rata IPM Provinsi Aceh 71,90 point,”ujarnya.

Selain pendidikan formal, Pemkab Aceh Singkil juga terus berupaya membenahi pendidikan dayah. Tercatat sudah 10 pesantren telah dibangun sarpras berupa ruang kelas belajar, asrama, dan laboratorium. Serta beberapa sekolah yang siswanya berprestasi dalam perlombaan tingkat nasional.

Sementara visi sehat, Dulmusrid menjelaskan Pemkab Aceh Singkil telah mengalokasikan anggaran di bidang kesehatan sebesar 10 persen dari total APBD.

“Kemudian penurunan angka stunting dan bayi meninggal dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, serta seluruh puskesmas di Aceh Singkil yang saat ini sudah terakreditasi,” beber Dulmusrid.

Mengenai visi sejahtera, persoalan pengangguran di Aceh Singkil tidak berhasil diungkapkan oleh Dulmusrid apakah bertambah, tetap atau berkurang. Ia hanya menyampaikan perihal persoalan penyebab pengganguran dan upaya yang hendak dilakukan oleh Pemda.

Terkait industri baru yang sudah dan akan dibuat untuk meningkatkan PAD diantaranya telah diterapkan pembayaran pajak dengan transaksi non tunai dan pada tahun 2021 akan dilakukan pemutakhiran data zona nilai tanah, sehingga berdampak peningkatan penerimaan PAD.

Terakhir, terkait upaya dalam mengefektifkan muara yang dangkal di Kuala Baru untuk menghindari jatuhnya korban, Bupati telah mengusulkan anggaran sebesar Rp 156 miliar untuk pengerukan muara tersebut. [Khadafi]

Related posts