(KANALACEH.COM) – Anak Perusahaan PTPN Group yang akan bergabung ke dalam Sub Holding Supporting Co berhasil mencetak berbagai prestasi. Pencapaian tersebut tidak hanya peningkatan kinerja keuangan, tapi juga menyasar produktivitas kebun hingga efisiensi pabrik pengolahan.
Kesiapan PTPN yang akan dimerger ke dalam PTPN I guna membangun Sub Holding Suporting Co, seperti PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII dan PTPN XIV tercermin dari pencapaian perusahaan di tahun 2022 lalu.
Ketua Tim Transisi Supporting Co Jatmiko Santosa yang juga merupakan Direktur PTPN V berharap raihan tahun lalu dapat terus ditingkatkan hingga nanti pasca Supporting Co terbentuk.
Dengan begitu, Sub Holding PTPN tersebut akan mencapai target lebih besar yang dicanangkan oleh Pemerintah menjadi perusahaan pengelolaan aset perkebunan unggul dan terbaik di Indonesia di masa mendatang yang mampu menjaga ketahanan pangan dan energi.
“Jika kinerja tahun lalu dapat terus ditingkatkan, maka Supporting Co ini seyogyanya akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan yang unggul dan berkesinambungan,” jelas Jatmiko dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/7/2023).
Ia mengatakan hal itu didasarkan kepada potensi Supporting Co yang akan mengelola seluruh kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset serta pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha, dan inisiatif lain yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, seperti green business.
Capaian positif anak perusahaan PTPN pembentuk Supporting Co berturut-turut terlihat mulai dari prestasi PTPN II Medan di Liga PTPN Award beberapa waktu lalu. PTPN II menjadi juara ke-3 perusahaan yang menerapkan Investasi On Farm Kelapa Sawit Terbaik. PTPN II dinilai berhasil mencapai persentase luas dan waktu penyelesaian tanaman tahun ini.
Sementara itu, masih dalam kompetisi yang sama, PTPN VII di Sumatera Selatan dan Lampung bahkan mampu memenangkan lebih dari satu penghargaan. Diantaranya pada kategori Special Award for Sustainability Practices, PTPN VII dinobatkan sebagai perusahaan Akseleratif karena mampu menyelesaikan target 100% untuk PKS dan 75% untuk kebun yang tersertifikasi RSPO dalam 2 tahun.
PTPN VII dipandang telah melakukan program sustainability berdasarkan capaian nilai tambah (premium price) dari sertifikasi yang didapatkan, pemenuhan sertifikasi sustainability baik mandatory ataupun voluntary, serta upaya mencapai target sertifikasi yang ditentukan tahun 2022.
Selain sustainability, pada kategori Operational Excellence, PTPN VII berhasil menempati juara pertama Operational Excellence Off Farm Karet terbaik dan posisi ketiga untuk Operational Excellence On Farm Kelapa Sawit Terbaik.
Tidak hanya itu, unit kerja PTPN VII juga mencatatkan namanya sebagai yang terbaik. Tidak tanggung-tanggung, pada kategori pabrik karet, dari lima pabrik yang mendapatkan penghargaan, pabrik PTPN VII memboyong dua nomor, yaitu juara satu Pabrik Pengolahan Karet Kedaton dan Juara keempat Pabrik Pengolahan Karet Musilandas.
Sedangkan untuk kelapa sawit, salah satu unit PTPN VII berhasil menjadi juara ketiga karena mampu mencapai dan meningkatkan produktivitas serta menekan harga pokok kebun dan persentase restan, serta brondolan.
Dari Sumatera, bergeser ke pulau Jawa, pencapaian PTPN IX dalam Liga PTPN 2023 menasbihkan Perusahaan yang ada di Jawa Tengah tersebut berhasil membawa pulang 4 penghargaan.
PTPN IX menempati juara ketiga sebagai Operational Excellence On Farm Karet terbaik. Kemudian, peringkat ketiga untuk perusahaan yang menerapkan Operational Excellence Teh Terbaik.
Sedangkan di kategori Unit Kebun dan Pabrik, PTPN IX juga meraih dua penghargaan, yaitu juara ketiga untuk Kebun Ngobo sebagai Kebun Karet Terbaik dan peringkat kelima kebun teh terbaik yakni Kebun Semugih-Kaligua.
Ada pula PTPN X Jawa Timur yang menyabet tiga penghargaan dari Kategori Unit Kebun dan Pabrik Terbaik. Pabrik Gempolkrep dan Pabrik Pesantren Baru mendapatkan predikat Pabrik Gula Terbaik masing-masing peringkat 2 dan 5 akibat pencapaian dan peningkatan rendemen, produksi gula total, persentase overall recovery dan kadar gula dalam tebu.
Unit kerja Kebun Pesantren Baru PTPN X juga memenangkan juara ketiga Kebun Tebu Terbaik karena dianggap sukses mencapai dan meningkatkan produktivitas serta luas areal tebu sendiri.
Lain lagi dengan PTPN XI, yang juga berlokasi di Jawa Timur, yang dinobatkan sebagai PTPN TerEfisien atau The Most Cost Efficient. Penghargaan ini diberikan karena PTPN XI memiliki persentase terendah capaian Rasio SG&A atas Revenue tahun 2022 terhadap tahun 2021.
Kemudian PTPN XI menduduki peringkat kedua Operational Excellence dengan tiga kebunnya yang masuk sebagai Kebun Tebu Terbaik, yaitu juara pertama Kebun Semboro, juara kedua Kebun Asembagoes dan peringkat kelima Kebun Djatiroto.
Sedangkan dua gulanya, yakni Pabrik Djatiroto dan Pabrik Wonolangan juga menyabet juara satu dan juara ketiga Pabrik Gula Terbaik.
Masih dari Jawa Timur, PTPN XII dinobatkan sebagai juara kedua perusahaan untuk kategori TerTumbuh atau The Most Increased EBITDA Core. PTPN XII dinilai mampu mengelola kinerja keuangan dari sisi EBITDA Core, profitabilitas, penghematan beban, umum dan administrasi.
Lebih jauh PTPN XII memenangkan tiga penghargaan dari katagori Operational Excellence Terbaik yaitu, juara pertama untuk Operational Excellence On Farm Karet Terbaik, peringkat ketiga untuk Operational Excellence Off Farm Karet Terbaik dan juara ketiga untuk Operational Excellence Tebu Terbaik.
Untuk kategori Unit Kebun dan Pabrik Terbaik, PTPN XII memborong lima penghargaan sekaligus. Penghargaan Kebun Karet Terbaik diberikan kepada Kebun Ngrangkah Pawon sebagai peringkat kedua.
Kebun Glenmore juara keempat sebagai Kebun Tebu Terbaik dan Kebun Wonosari juara ketiga Kebun Teh Terbaik. Kemudian, Pabrik Pasewaran juara kelima Pabrik Pengolahan Karet Terbaik, dan Pabrik Glenmore juara keempat sebagai Pabrik Gula Terbaik.
Dengan berbagai raihan tersebut, Jatmiko percaya ruang perubahan yang dimiliki Supporting Co ke depan akan berpengaruh positif dan berdampak luas.
“Supporting Co yang akan terbentuk punya PTPN yang memiliki operasional, investasi, bahkan sampai efisiensi biaya terbaik dilingkungan Perusahaan Perkebunan Negara. Ini seharusnya menjadi modal bagi Supporting Co untuk terus melakukan perbaikan pasca merger nanti,” ujar Jatmiko.