Aceh Besar (KANALACEH.COM) – Umat Islam harus menghindari bala dan bencana dengan tidak meninggalkan ulama (tarakul ulama), sebab ulama adalah pewaris Nabi SAW.
Keilmuan mereka, ketaatan, dan tunduk patuh mereka kepada Allah SWT sungguh luar biasa.
Imam Masjid Nurul Huda Peunyerat, Banda Aceh, Ustadz Bukhari M. Ali, S.Ag akan menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jumat di Masjid Jami’ Al-Ittihadiyyah Kemukiman Lamreung, Kecamatan Darul Imarah, 10 November 2023 bertepatan dengan 26 Rabi’ul Akhir 1445 H.
“Umat Islam yang awam, tidak tahu apa-apa, ilmunya sedikit, lalu meninggalkan ulama, artinya jauh dengan ulama, tidak mau belajar, dan tidak menerima nasehatnya, maka hal itu menjadi sumber musibah besar dalam masyarakat,” tegasnya.
Menurut Imum Mukim Lam Ara, Banda Aceh ini, umat Islam harus pula menghindari sumber bencana besar lainnya, pertama, tarakul Islam, yaitu meninggalkan Islam, murtad, keluar dari Islam.
Jika dalam keluarga, kampung, daerah, atau negara ini, seorang muslim kemudian murtad, maka sudah mulai terjadi bala atau musibah besar. Islam adalah satu-satunya agama yang sah, yang diridhai dan diakui di sisi Allah Swt.
Firman Allah Swt, yang artinya: “Sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam.” (QS. Ali Imran: 19). Orang-orang yang mencari agama selain agama Islam, maka Allah tidak menerima agama tersebut.
Firman Allah Swt, artinya, “Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Umat Islam di Gaza, Palestina dan di mana saja yang telah mempertahankan keimanan, ketauhidan dan keislaman, lalu sekarang ada juga yang tidak murtad, tapi perbuatan, sikap, dan tingkah laku sehari-hari tidak islami, hanya namanya Islam, ini pula bala musibah.
Oleh karena itu, masuklah Islam secara keseluruhan, sesuai firman Allah Swt, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan.” (QS. Al-Baqarah: 208)
Menurut Bukhari M. Ali, yang kedua, tarakul masajid (meninggalkan masjid). Seorang pribadi muslim, anak-anak, karib kerabat, saudara, serta orang Islam yang meninggalkan masjid dengan alasan jauh dengan masjid, lalu tidak mau lagi datang ke masjid.
Mereka acuh tak acuh dengan masjid, dan tidak ada lagi rasa cinta kepada masjid. Ini sudah mulai terjadi bala atau musibah Besar.
“Karena itu, saudara-saudara kita di Gaza, Palestina, mereka mempertahankan masjid Aqsha dari Zionis Yahudi, walaupun nyawa mereka harus melayang, syahid, dan rumah hancur. Keluarga meraka meninggal, atau pekerjaan hilang, mereka tidak hiraukan, yang penting masjid selamat dan bisa beribadah di sana,” tegasnya.
Ketiga, tarakul Qur’an (meninggalkan Qur’an). Apabila kaum muslimin, anak-anak, kerabat, saudara, jiran tetangga, dan sekampung tidak lagi membaca Al Qur’an, tidak mau belajar Al Qur’an, tidak mentadabbur Al Qur’an, serta tidak mengaplikasikan apa yang diinginkan Al Qur’an, sungguh ini sudah mulai terjadi sebuah musibah besar.
“Demikian pula, saudara-saudara kita di Gaza, Palestina, walaupun dalam keadaan yang sangat mencekam, taruhan nyawa, tapi mereka sempat, dan selalu ada waktu untuk membaca Al Qur’an,” ucapnya.
Keempat, tarakul haya’ (meninggalkan malu). Menurut Bukhari M. Ali, meninggalkan malu artinya tidak ada lagi rasa malu, tidak malu kepada Allah, tidak ada lagi rasa malu kepada manusia atau lingkungan. Seorang muslim tidak berbuat taat, tidak malu, maka akan berbuat maksiat, melakukan pelanggaran, dan permusuhan. Semua ini akibat tidak ada rasa malu.
Sekarang, sudah menjadi tren seorang remaja, orang dewasa, bahkan orang tua tidak ada rasa malu lagi. Mereka tidak malu menampakkan aurat, misalnya laki-laki menggunakan celana pendek dan perempuan memakai baju tipis. Mereka berpakaian tetapi seakan seperti telanjang.
“Kalau hal-hal ini masih terjadi, maka isyarat akan ada bala dan musibah besar di dalam masyarakat. Semoga kita semua dijauhkan dari bala atau musibah tersebut,” pungkasnya. []