Yang Diam “Ditebas” Bukti Kita Lupa Sejarah

Kohlerboom "Pohon Kohler" di sisi utara Masjid Raya Baiturahman. Foto: googleimages.com

BANDA ACEH – Apalah arti sebuah pohon. Hidup namun tak bersuara. Mungkin, bisa jadi itulah salah satu alasan lain yang membuat pohon Kepuh/Geulumpang (Sterculia foetida) atau Kohlerboom “Pohon Kohler” di sisi utara Masjid Raya Baiturahman ditebas. Pohon bersejarah, rebah terkena dampak perluasan masjid. Pohon itu ditebang pada Kamis (19/11/2015).

Melihat kenyataan ini, semboyan “Jasmerah” yang didengungkan Soekarno, seperti terbenam dalam diri Pemimpin Aceh Saat ini. Bukan berupaya melestarikan malah menghancurkan.

Bak Geulumpang (bahasa Aceh) merupakan saksi bisu peristiwa kematian Mayor Jenderal Belanda, Johan Harmen Rudolf Kohler saat menginvasi Aceh. Beberapa literatur dan catatan media, seperti laman web aceh.tribunnews.com menjelaskan, Kohler dilaporkan roboh bersimbah darah di bawah pohon geulumpang yang tumbuh di pekarangan MRB karena mujahid Aceh menembak persis di jantungnya. Si penembak melepaskan tembakan dari tempatnya bersembunyi, di bawah reruntuhan MRB.

Kematian Kohler saat itu sangat memukul spirit dan moral para serdadu Belanda, juga Ratu Belanda, dan menggemparkan Eropa.

Untuk mengenang peristiwa itu, pasukan Belanda menamakan bak geulumpang tadi sebagai Kohlerboom yang artinya pohon Kohler.

Seiring waktu, pohon tua itu pun reput termakan usia, lalu mati.

Barulah pada 14 Agustus 1988 saat Prof Dr Ibrahim Hasan menjabat Gubernur Aceh, pohon itu ditaman lagi untuk menandai satu peristiwa sangat bersejarah yang terjadi di halaman MRB pada 14 April 1873.

Gubernur Aceh Ibrahim Hasan menanam kembali pohon jenis geulumpang di titik robohnya Kohler, sebagai penanda momen bersejarah.

Di tempat itu juga dibangun monumen yang prasastinya berbunyi:

“Tanggal 14 April 1873 di tempat ini Mayor Jendral J.H.R. Kohler tewas dalam memimpin penyerangan terhadap Masjid Raya Baiturrahman.”

Banda Aceh, 14 Agustus 1988
Gubernur Ibrahim Hasan

Kini pohon itu cuma jadi kenangan yang tersimpan dalam catatan usang, yang mungkin lambat laut juga hilang dan terlupakan. []

Related posts