Jalan dan Jembatan Masih Jadi Problem di Singkil

Jalan dan Jembatan Masih Jadi Problem di Singkil
Ilustrasi

“Kalau sudah ada jalan dan jembatan, ekonomi kita di sini akan hidup. Tidak hanya bagi Kuala Baru, tapi juga bagi Singkil daratan, Buloh Seuma-Trumon Aceh Selatan, bahkan Rundeng Subulussalam.” Jelas Camat Kuala Baru, Gusrianto .

Singkil – Isolasi wilayah adalah problem utama di Kuala Baru. Hingga saat ini sungai Singkil adalah satu-satunya urat nadi kehidupan masyarakat setempat. Dengan menggunakan perahu bermesin atau sering disebut robin, dibutuhkan waktu 45 menit untuk bisa mengakses wilayah kecamatan pesisir tersebut.

Kuala Baru dan Kawasan Rawa Singkil yang juga melingkupi wilayah Subulussalam dan Aceh Selatan, sesungguhnya memiliki sumberdaya alam yang sangat potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Mulai dari ragam hasil perikanan, madu alam, nipah, potensi ekowisata, dan ternak besar yang juga sangat prospek untuk dikembangkan.

Namun dengan sungai yang menjadi satu-satunya jalur transportasi untuk mencapai daerah ini, maka semua potensi ini belum mampu memberikan dampak maksimal bagi perekonomian masyarakat Kuala Baru dan sekitarnya.

Seperti dirilis Tabloid Tabangun Aceh, Jum’at (20/11) lalu, Camat Kuala Baru, Gusrianto (52) mengungkapkan betapa pentingnya arti pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bagi masyarakat setempat. “Kuncinya adalah jalan dan jembatan. Kalau sudah ada jalan dan jembatan, ekonomi kita di sini akan hidup,” ujarnya.

“Tidak hanya bagi Kuala Baru, tapi juga bagi Singkil daratan, Buloh Seuma-Trumon Aceh Selatan, bahkan Rundeng Subulussalam. Jadi ada tiga kabupaten sekaligus yang akan merasakan dampak positif dari pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan ini,” tambah Camat Gusrianto.

Keberadaan dua fasilitas ini juga akan menghemat waktu dan jarak tempuh untuk mengakses wilayah Kuala Baru dan sekitarnya. Jika dengan transportasi sungai (robin) dibutuhkan waktu sampai 45 menit, maka dengan keberadaan jalan dan jembatan, hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja.

“Dengan demikian mobilitas penduduk, mulai dari aktifitas ekonomi, arus masuk dan keluar barang dan komoditas, sampai ke urusan administrasi pemerintahan kita di sini akan jauh lebih lancar,” tambah Gusrianto.

Sejalan dengan apa dikatakan Gusrianto, pembangunan Infrastuktur jalan dan jembatan kini memang menjadi kebutuhan mendasar sekaligus mendesak bagi masyarakat Kuala Baru dan sekitarnya. Menyahuti kebutuhan ini Pemerintah Aceh mulai membangun jembatan besar yang menghubungkan Kilangan, Singkil daratan dengan Kayu Menang, salah satu gampong di kecamatan Kuala Baru.

Akan Dibangun Tuntas

Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Bina Marga Aceh, Yulian, ST MT,  yang secara terpisah dihubungi, menginformasi bahwa proyek pembangunan jembatan Kilangan-Kayu Menang tersebut.

“Betul, kita telah mulai membangun jembatan Kilangan mulai dari tahun 2014 lalu. Mengingat proyek ini membutuhkan anggaran yang cukup besar maka kita laksanakan secara bertahap,” terangnya.

“Untuk tahun 2014 yang lalu kita telah membangun 1 unit abutment (kepala jembatan), 1 unit pilar, retaining wall, dan timbunan oprit. Sedangkan untuk tahun ini kita tambah dengan pembangunan 1 unit pilar lagi. Insya Allah pada tahun 2016 dan seterusnya akan kita lanjutkan hingga tuntas,” jelas Yulian.[]

 

Sumber: Tabangun Aceh

Related posts