Tawan, si “Iron Man” dari Bali

Tawan, si "Iron Man" dari Bali
I Wayan Sumerdana (Ist)

Bali (Kanal Aceh) – Belakangan ini, nama I Wayan Sumerdana yang akrab disapa Tawan, ramai dibicarakan netizen. Bagaimana tidak, dalam kondisi tangan kirinya yang tak berfungsi, justru dia berusaha keras menciptakan tangan robot untuk digunakannya. Tawan pun dijuluki ‘Iron Man in Bali’. Begitulah kemampuan yang dimiliki pria 31 tahun asal Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem di Bali.

Untuk mencari pemuda desa yang luar biasa ini tidaklah mudah. Selain melintasi perbukitan dan lembah, juga medan jalan aspal yang sangat licin.

“Desanya berada di ujung jalan Manggis,” tutur salah seorang warga menunjukkan pada sebuah jurang berliku, Selasa (19/1) di Karangasem Bali.

Katanya, setelah masuk Desa Manggis tidaklah sulit mencari tempat usaha bengkel milik Tawan.

Di tempat Tawan tinggal jauh dari hiruk pikuk kota, bahkan akses internet pun sulit. Setidaknya, Tawan yang dijuluki sebagai Iron Man atau manusia robot ini karena dia mampu merancang sendiri robot penggerak tangan kirinya yang lumpuh. Katanya, semua ini berawal dari sebuah pemikiran untuk bisa tetap bertahan hidup.

“Maklum saat itu saya punya istri dan tiga orang anak,” ungkapnya sembari menceritakan bagaimana proses pembuatan tangan robotnya.

Dia memiliki tiga orang anak hasil pernikahannya dengan Ni Nengah Sudartini. Dengan bantuan alat yang dinamai robot EEG itu, tangan kiri Tawan yang lumpuh kemudian mampu digerakkan kembali seperti sedia kala.

Tawan mengaku bekerja di sebuah bengkel las yang terletak di tepi Jalan Candidasa, Tenganan Pegringsingan. Di tempat itu Tawan mengelas berbagai besi dari barang rongsokan untuk dirancang menjadi berbagai perabot rumah tangga yang merupakan pesanan orang.

“Dengan robot itu, dia bisa bekerja. Kalau tanpa robot EEG itu, dia tak bisa bekerja,” Sahut Sudartini, sang istri.

Sakit yang diderita Tawan ini sejak dirinya jatuh sakit sekitar enam bulan lalu. Dokter memvonis dia menderita stroke ringan sehingga tangan kirinya lumpuh total. Namun dokter tersebut merasa heran karena kadar kolesterol dan tekanan darahnya normal.

Mengalami kondisi lumpuh sebelah, sempat membuat Tawan merasa stres, apalagi dia berasal dari keluarga yang tidak mampu. Istrinya tidak bekerja, sedangkan anaknya masih kecil-kecil.

Berbekal pengetahuannya tentang elektronik, dia pun mencari informasi dari internet untuk merancang alat sejenis robot yang bisa membantu menggerakkan tangan kirinya.

Tawan sendiri merupakan lulusan Sekolah Teknik Mesin (STM) Rekayasa, Denpasar. Dia mengatakan, robot tersebut dirancang dari barang rongsokan yang berada di bengkelnya.

“Ada komponen dari sepeda motor, ada juga dari perangkat elektronik komputer rongsokan,” bebernya.

Dia sempat mencoba berbagai rancangan hingga lima kali percobaan. Cara terakhir yang dipakainya adalah robot jenis EEG.

“Alat ini belum sempurna, tetapi sudah lumayan membantu saya. Tanpa alat ini, saya sama sekali tidak bisa bekerja menggunakan tangan kiri. Namun dengan bantuan alat ini, mengangkat beban berat juga bisa. Dengan alat ini, kekuatannya jauh lebih besar,” tambahnya.

Diyakinkan Tawan, bahwa semua alat yang digunakannya adalah barang rongsokan semasa dia menjadi pemulung. Hanya alat di kepala yang dibelinya dalam kondisi baru. Tak hanya itu, satu unit CPU komputer pun dipasang di bagian belakang tubuhnya sebagai penggerak dari sensor di kepala.

“Saya buat alat ini selama dua bulan. Saya buat sejak dua minggu begitu saya dinyatakan lumpuh. Setidaknya dengan ini bisa jadi bekal hidup saya menyekolahkan tiga anak laki-laki saya,” tuturnya. (merdeka.com)

Related posts