Basarnas Cari Warga yang Diseret Gelombang Laut

Basarnas Cari Warga yang Diseret Gelombang Laut
Ilustrasi tim SAR (Republika)

Meulaboh (KANALACEH.COM) – Beni Suhendra (15) warga Desa Pante Pirak, Kecamatan Manggeng, Aceh Barat Daya (Abdya) hilang terseret gelombang di pesisir pantai Ujung Manggeng, Jumat (22/1) pukul 18.15 WIB.

Koordinator Badan SAR Nasional (Basarnas) Pos Meulaboh, Rahmad Kenedy yang dihubungi Antara News di Meulaboh, mengatakan korban dilaporkan hilang saat mandi bersama sejumlah rekannya di pantai Ujung Manggeng itu.

“Saat mandi laut dengan teman-temannya, si Beni ini tiba-tiba diseret gelombang, karena pada saat itu gelombang di pantai cukup lumayan tinggi, jadi entah bagaimana setelah tenggelam tidak muncul-muncul lagi,” katanya.

Dari kronologis kejadian, korban diperkirakan tenggelam terseret gelombang, karena itu tim operasi menyisir pantai di sekitar TKP dengan sejumlah perahu karet serta dibantu kapal nelayan daerah setempat.

Kata Kenedy, tim Basarnas Abdya serta BPBK dan masyarakat masih berada di lokasi dengan mendirikan tenda di seputar lokasi, untuk sementara pencarian dihentikan karena kondisi malam serta empasan gelombang laut masih sangat berisiko.

Rahmad Kenedy menyampaikan, Tim Basarnas Pos Meulaboh sudah tiga hari ini masih berada di Abdya dalam operasi pencarian satu orang nelayan yang belum ditemukan setelah kapal motor mereka tumpangi dihempas gelombang di tengah laut pada Selasa (19/1).

Saat kejadian tersebut satu orang ditemukan meninggal tersangkut pada jaring yakni Abdul Muthalib (42) warga Desa Keude Paya, sementara anak buah kapal M Insaf (25) hingga hari ketiga pencarian belum ditemukan meskipun sudah menyisir terdekat TKP.

“Kami pada posisi siaga, masih dalam operasi pencarian nelayan yang beberapa hari lalu belum ditemukan, sekarang ini posisinya kita bagi tim. Karena sudah malam operasi pencarian dihentikan sementara tapi masih berada di pantai,” jelasnya.

Rahmad Kenedy menjelaskan, menurut perkiraan tim pencarian bahwa korban yang tenggelam di tengah laut berjarak sekitar 10 mil dari pantai itu bernasib sama seperti korban yang sudah ditemukan tersangkut pada jaring.

Lantaran selama tiga hari melakukan pencarian bahkan dengan mendatangi ke TKP, tidak ada bukti atau tertinggal sebagai petunjuk mengarah pada posisi korban berada, sehingga dirinya lebih menitikberatkan posisi korban tersangkut pada jaring.

Untuk melakukan pencarian dengan strategi menyelam akan menjadi alternatif terakhir Basarnas, namun pihaknya juga masih terkendala belum menemukan TKP sebenarnya posisi tubuh korban yang belum mengambang ke permukaan air itu.

“Itulah kendala kita tidak ada yang bisa menunjukan di mana persisnya posisi terakhir TKP korban pertama ditemukan dan yang satunya hilang, bila sudah diketahui mungkin sudah bisa kita selam,” ujarnya. []

Related posts