Polda Aceh Masih Buru Dua Pelaku Penculikan

Polda Aceh Masih Buru Dua Pelaku Penculikan
Kapolda Aceh, Irjen. Husein Hamidi (Antara Foto)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi, menyatakan Kepolisian Daerah (Polda) Aceh masih memburu dua pelaku penculikan pejabat Aceh yang berhasil melarikan diri.

“Saya mengimbau tersangka pelaku penculikan menyerahkan diri sebelum terlambat, karena tim kita masih di lapangan memburu para tersangka yang identitasnya sudah diketahui,” kata Husein Hamidi di Mapolda Aceh, Selasa (2/2).

Kapolda percaya masyarakat membantu pihak Polri memberitahu keberadaan para tersangka, karena keberhasilan polisi tidak terlepas dari bantuan masyarakat. Ditanya identitas dua tersangka yang buron, Kapolda masih merahasiakannya untuk kepentingan pencarian di lapangan.

“Korban Kamal Bahri merupakan Sekretaris Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Kantor Gubernur Aceh saat ini, kondisinya masih trauma dan sedang dalam pemeriksaan penyidik di Mapolda Aceh,” ujar Kapolda. Ia belum bisa memastikan latar belakang kasus penculikan itu.

“Belum bisa kita simpulkan kasus ini berhubungan dengan proyek, karena dua tersangka telah meninggal dunia dan dua lagi masih buron. Jadi belum kita peroleh informasi atas hal itu,” katanya.

Direktur Dit Reskrimum Polda Aceh, Kombes Pol Nurfallah, mengatakan barang bukti yang disita dari dua tersangka yang tewas dalam baku tembak di Kecamatan Gandapura, Bireuen, adalah satu senjata jenis SS1, tujuh magasin SS1, 184 butir amunisi SS1, satu senjata jenis FN, uang tunai Rp680 juta, empat HP serta satu mobil minibus.

Polisi juga memperlihatkan barang bukti kartu anggota Partai Aceh (PA) yang ditemukan di saku celana Barmawi, warga Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Kartu itu ditandatangani Muzakir Manaf sebagai ketua umum partai. Kartu itu dikeluarkan 16 Juni 2008 dengan pemegang kartu berinisial MD, alamat Kecamatan Sawang, Aceh Utara, kelahiran 1 Juli 1979.

Terkait hal itu, Suadi Sulaiman selaku juru bicara pusat Partai Aceh menyebutkan pihaknya secara kepartaian tidak terlibat kasus penculikan tersebut. Lagipula, kata Suadi, identitas di KTA dengan identitas pelaku penculikan berbeda nama dan alamat. [Wol]

Related posts