Mimpi Mariani punya rumah yang layak

Mimpi Mariani punya rumah yang layak
Mariani, dan putranya berfoto di depan rumah. FOTO : Rajali Samidan

POTRET kemiskinan di Aceh, secara rerata angka kemiskinan paling dominan di Aceh Utara. Tingginya kemiskinan di kabupaten ini, berbanding terbalik dengan sumber daya alam yang dimiliki.

Di kabupaten ini, sangat mudah untuk menemukan kantong kemiskinan, dan salah satu wajah dari sulitnya kehidupan warga, tergambar dari pasangan, Mariani (25) tahun,dan Riski Martunis (27). Suami istri yang telah di karunia seorang anak tersebut, merupakan warga desa Tanjoeng Awe Kecamatan Samudera Geudong, Aceh Utara.

Saat ini, kondisi perekonomian keluarga pasangan ini sangat sulit, ditambah lagi kondisi Riski Martunis, yang merupakan suami dari Mariani, sebagai tulang punggung keluarga, tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, akibat cacat yang dideritanya.

Menurut Mariani, suaminya menderita cacat tubuh sejak kecil, hal itu terjadi karena pada saat anak-anak, ayah dari anaknya tersebut, mengalami luka bakar. “Dan cacat itulah yang membuat Ia tidak bisa menjalankan fungsi sebagai kepala keluarga dengan baik,” tutur Mariani.

Dan untuk menghidupi kebutuhan istri dan anaknya, Riski terpaksa mencari uang dengan cara mengemis. Kondisi rumah pasangan ini sendiri, dapat dikatakan tidak layak huni, dinding yang terbuat dari papan yang sudah lapuk, dan atap dari daun rumbia.

“Disinilah kami tinggal, bertiga dengan anak saya,” ujar Mariani.

Tak jarang, lanjut istri Riski tersebut, jika hujan deras, rumahnya penuh dengan air, akibat bocor disana sini. “Kalau hujan yah agak repot, sebab atapnya banyak yang bocor,” ungkapnya.

Marini menyadari, bahwa pekerjaan suaminya sebagai pengemis tidak mulia, namun tentu hal itu dikarenakan tidak ada pilihan lain. “Kami tidak punya pilihan, mungkin kalau ada modal ingin berjualan saja,” tuturnya.

Mariani mengaku, sebagai warga miskin, selama ini mereka tidak pernah mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah, kalaupun itu hal itu hanya sebatas memperoleh beras miskin atau raskin, sebutnya.

Mariani sungguh berharap, pemerintah dapat membangunkan rumah untuk dirinya, suami dan anak-anaknya, dan juga memberikan bantuan modal usaha. “Kalau ada modal untuk dagang, mungkin suami tidak mau lagi mengemis,” ujarnya. Dirinya hanya berharap, rumah yang menjadi tempat tinggalnya saat ini tidak roboh, sehingga mereka tetap dapat bertahan hidup. [Rajali Samidan]

Related posts